Investor Asing Tebar Dana Rp 263,6 Miliar, IHSG Menguat 0,26%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 March 2019 12:52
Investor Asing Tebar Dana Rp 263,6 Miliar, IHSG Menguat 0,26%
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi I dengan penguatan sebesar 0,26% ke level 6.477,9. IHSG berada di jalur yang tepat untuk membukukan penguatan selama 4 hari beruntun.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi kenaikan IHSG diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+1,34%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+0,73%), PT Astra International Tbk/ASII (+1,38%), PT Bank Negara Indonesia/BBNI (+1,66%), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (+1,83%).

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,58%, indeks Shanghai naik 1,26%, indeks Hang Seng naik 0,73%, dan indeks Straits Times naik 0,41%.

Hasrat investor untuk memburu instrumen berisiko seperti saham memang sedang tinggi-tingginya, utamanya didorong oleh perkembangan negosiasi dagang AS-China yang positif.

Xinhua News Agency pada hari Jumat (15/3/2019) melaporkan bahwa AS dan China telah membuat perkembangan yang konkret terkait penulisan kesepakatan dagang kedua negara, seperti dilansir dari South China Morning Post.

Xinhua yang merupakan media milik pemerintah China tersebut juga menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He berbicara dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada hari Kamis (14/3/2019) melalui sambungan telepon.

Dalam pidato di sidang tahunan parlemen China, Perdana Menteri Li Keqiang menegaskan bahwa pemerintah akan menerapkan aturan baru mengenai investasi.

Dalam aturan tersebut, China berkomitmen untuk melindungi investasi (termasuk asing) dan tidak akan mewajibkan transfer teknologi. Proses dan pelaksanaan investasi akan dibuat transparan sehingga menciptakan iklim yang nyaman bagi dunia usaha.

Aturan ini sudah disahkan oleh parlemen dan akan mulai berlaku pada 1 Januari 2020. Sebelumnya, permasalahan transfer teknologi secara paksa ini sering dikeluhkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Memang, ada perkembangan yang kurang mengenakan. Tiga orang sumber mengatakan bahwa pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping yang sempat direncanakan untuk digelar pada akhir bulan ini batal digelar, seperti dilansir dari Bloomberg.

Menurut salah seorang dari sumber tersebut, kalau jadi digelar pun, pertemuan antara Trump dan Xi baru akan terjadi pada akhir bulan April.

Namun, pelaku pasar tetap optimistis dalam menyikapi negosiasi dagang AS-China seiring dengan perkembangan yang dilaporkan oleh Xinhua.
Investor asing memegang peranan penting dalam mendorong penguatan IHSG. Hingga akhir sesi 1, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 263,6 miliar di pasar saham tanah air.

Selain karena tingginya ekspektasi terkait damai dagang AS-China, aksi beli yang dilakukan investor asing juga didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.235/dolar AS.

Rupiah menguat lantaran ada optimisme bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) bisa ditekan pada tahun ini. Pasalnya, jika ditotal neraca dagang Indonesia hanya membukukan defisit senilai US$ 734 juta dalam dua bulan pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan defisit pada dua bulan pertama tahun 2018 yang mencapai US$ 809 juta.

Bahkan, pada Februari 2019 neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 330 juta, walaupun memang surplus tersebut dihasilkan oleh penurunan impor yang lebih dalam daripada penurunan ekspor. Sepanjang bulan lalu, ekspor terkontraksi 11,33% secara tahunan, sementara impor anjlok hingga 13,98% YoY.

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB, terdalam sejak tahun 2014.

Bagi pergerakan rupiah, pos transaksi berjalan tentulah merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Kala rupiah menguat, memeluk saham-saham di dalam negeri berpotensi memberikan keuntungan kurs, disamping capital gain. Wajar jika investor asing membukukan beli bersih dengan nilai yang besar.

5 besar saham yang diburu investor asing per akhir sesi 1 adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 77,3 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 65,3 miliar), PT Intiland Development Tbk/DILD (Rp 52,2 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria Tbk/BTPS (Rp 44,4 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 24,6 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular