Fintech Akuisisi Bank, Akulaku Masuk ke BBYB
15 March 2019 18:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Akulaku, grup usaha fintech asal China, mengakuisi 8,9% saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dari PT Gozco Capital. Setelah akuisisi ini, Bank Yudha Bhakti akan menggelar penawaran umum terbatas alias rights issue.
Akuisisi 8,9% saham BBYB dilakukan pada harga Rp 338 per lembar saham dengan nilai total Rp 158 miliar. Setelah akuisisi ini, Gozco Capital akan memiliki porsi menjadi 33,26% dari sebelumnya 42,16%. Adapun kepemilikan saham lainnya digenggam oleh Asabri 23,89%, Akulaku 8,9%.
Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Sekretaris Perusahaan PT Bank Yudha Bhakti, Andriyana Muchyana. "Betul. Sementara komposisi sampai rights issue seperti itu. Mungkin setelah rights issue ada perubahan lagi," ujar Andriyana.
Selain mengakuisisi saham, Akulaku menginvestasikan dana sebesar Rp 500 miliar ke Bank Yudha Bhakti. Suntikan dana tersebut untuk melakukan terobosan pada penyaluran pinjaman baru.
Menurut Direktur Utama Bank Yudha Bhakti, Denny Novisar Mahmuradi kerjasama ini bisa memudahkan masyarakat. Sebab dengan begitu penawaran produk bisa diakses secara online.
"Tidak hanya berhenti pada penyuntikan dana sebesar Rp 500 miliar ke tubuh BBYB saja. Namun juga pada kerja sama peningkatan beberapa Iayanan program digital perbankan maupun bentuk financial teknologi Iain yang akan semakin memanjakan nasabah dan calon nasabah," kata ujarnya.
Setelah suntikan modal Rp 500 miliar, Bank Yudha Bhakti juga berencana menggelar penawaran umum terbatas alias rights issue pada bulan April 2019 mendatang. "Lanjut rights issue, paling cepat April dan paling telat Mei 2019," ujar Andriyana.
Suntikan modal dari Akulaku tersebut akan masuk dalam dana setoran modal sebelum rights issue digelar. Namun Andriyana belum menjawab berapa target rights issue tersebut.
Asal tahu saja, Bank Yudha Bhakti masuk dalam bank umum kegiatan usaha (BUKU) I atau bermodal di bawah Rp 1 triliun. Hingga kuartal III-2018, Bank Yudha Bhakti memiliki modal inti Rp 627,42 miliar.
Bank ini fokus dalam kredit konsumer pegawai dan pensiunan. Pemegang saham Bank Yudha Bhakti adalah PT Gozco Capital (42,16%), Asuransi Jiwa Adisaranawahanaartha (5,95%), PT Asabri (23,89%) dan publik (28%).
Bank Yudha Bhakti mencatatkan Laba bersih Rp 55,16 miliar pada kuartal III-2018. Angka ini turun dari laba kuartal III-2017 sebesar Rp 59 miliar. Bank Yudha Bhakti menyalurkan kredit sebesar Rp 4,02 triliun. Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequaty ratio (CAR) 22,29%.
Adapun Akulaku merupakan startup yang didirikan William Li pada 2016 silam. Mengutip Website perusahaan Akulaku memiliki beberapa bisnis. Yakni, Fintech peer-to-peer (P2P) lending melalui PT Pintar Inovasi Digital; e-commerce melalui PT Akulaku Silvrr Indonesia dan PT Akugrosir Indonesia; bisnis multifinance melalui PT Akulaku Finance Indonesia.
Saksikan video Indonesia yang berpotensi jadi fintech Hub Asia Tenggara di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(dob/roy)
Akuisisi 8,9% saham BBYB dilakukan pada harga Rp 338 per lembar saham dengan nilai total Rp 158 miliar. Setelah akuisisi ini, Gozco Capital akan memiliki porsi menjadi 33,26% dari sebelumnya 42,16%. Adapun kepemilikan saham lainnya digenggam oleh Asabri 23,89%, Akulaku 8,9%.
Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Sekretaris Perusahaan PT Bank Yudha Bhakti, Andriyana Muchyana. "Betul. Sementara komposisi sampai rights issue seperti itu. Mungkin setelah rights issue ada perubahan lagi," ujar Andriyana.
Selain mengakuisisi saham, Akulaku menginvestasikan dana sebesar Rp 500 miliar ke Bank Yudha Bhakti. Suntikan dana tersebut untuk melakukan terobosan pada penyaluran pinjaman baru.
Menurut Direktur Utama Bank Yudha Bhakti, Denny Novisar Mahmuradi kerjasama ini bisa memudahkan masyarakat. Sebab dengan begitu penawaran produk bisa diakses secara online.
"Tidak hanya berhenti pada penyuntikan dana sebesar Rp 500 miliar ke tubuh BBYB saja. Namun juga pada kerja sama peningkatan beberapa Iayanan program digital perbankan maupun bentuk financial teknologi Iain yang akan semakin memanjakan nasabah dan calon nasabah," kata ujarnya.
Setelah suntikan modal Rp 500 miliar, Bank Yudha Bhakti juga berencana menggelar penawaran umum terbatas alias rights issue pada bulan April 2019 mendatang. "Lanjut rights issue, paling cepat April dan paling telat Mei 2019," ujar Andriyana.
Suntikan modal dari Akulaku tersebut akan masuk dalam dana setoran modal sebelum rights issue digelar. Namun Andriyana belum menjawab berapa target rights issue tersebut.
Asal tahu saja, Bank Yudha Bhakti masuk dalam bank umum kegiatan usaha (BUKU) I atau bermodal di bawah Rp 1 triliun. Hingga kuartal III-2018, Bank Yudha Bhakti memiliki modal inti Rp 627,42 miliar.
Bank ini fokus dalam kredit konsumer pegawai dan pensiunan. Pemegang saham Bank Yudha Bhakti adalah PT Gozco Capital (42,16%), Asuransi Jiwa Adisaranawahanaartha (5,95%), PT Asabri (23,89%) dan publik (28%).
Bank Yudha Bhakti mencatatkan Laba bersih Rp 55,16 miliar pada kuartal III-2018. Angka ini turun dari laba kuartal III-2017 sebesar Rp 59 miliar. Bank Yudha Bhakti menyalurkan kredit sebesar Rp 4,02 triliun. Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequaty ratio (CAR) 22,29%.
Adapun Akulaku merupakan startup yang didirikan William Li pada 2016 silam. Mengutip Website perusahaan Akulaku memiliki beberapa bisnis. Yakni, Fintech peer-to-peer (P2P) lending melalui PT Pintar Inovasi Digital; e-commerce melalui PT Akulaku Silvrr Indonesia dan PT Akugrosir Indonesia; bisnis multifinance melalui PT Akulaku Finance Indonesia.
Saksikan video Indonesia yang berpotensi jadi fintech Hub Asia Tenggara di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Disuntik Akulaku, Saham Bank Yudha Bhakti Meroket 10%
(dob/roy)