Siap-siap! Uber IPO Bulan Depan, Market Cap Rp 1.064 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
15 March 2019 15:50
Uber akan IPO di bursa AS.
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Jakarta, CNBC Indonesia - Uber, raksasa perusahaan rintisan dan penyedia aplikasi transportasi berbagi tumpangan (ride hailing) yang berbasis di Amerika Serikat (AS), bakal mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa Wall Street pada April mendatang.

Melansir BBC News dan Reuters, perusahaan asal San Fransisco itu akan melakukan pendaftaran kepada otoritas pasar modal di AS yakni United States Securities and Exchange Commission.

Selain itu, Uber juga menggelar lawatan untuk menawarkan saham perusahaan atau road show kepada investor.

Sementara itu, perusahaan saingan Uber, Lyft, juga menempuh langkah serupa untuk melenggang di lantai bursa atau IPO. Rencana kedua perusahaan untuk masuk pasar modal sudah bergulir sejak 2018 lalu.


Lyft dijadwalkan akan tercatat di bursa pada akhir bulan ini. Hanya saja belum diperinci apakah saham keduanya akan tercatat di New York Stock Exchange atau Nasdaq atau juga keduanya.

Lfyt diluncurkan sejak 2012 lalu dan saat ini telah tersedia di 300 kota di seluruh AS. Saat ini Lyft adalah perusahaan berbagi tumpangan paling besar kedua di Negeri Paman Sam setelah Uber dengan pangsa pasar 28%.

Saat ini, valuasi perusahaan diperkirakan mencapai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 210 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Dengan IPO, nilai kapitalisasi pasar (market cap) Lfyt diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 25 miliar atau sekitar Rp 350 triliun.

Adapun Uber adalah perusahaan yang didirikan oleh Travis Kalanick dan Garrett Camp yang memulai operasional pada 2009.

Saat ini diperkirakan, valuasi Uber mencapai US$ 76 miliar, atau menembus sekitar Rp 1.064 triliun.

"Dengan IPO Uber membidik valuasi senilai US$ 120 miliar [Rp 1.680 t]," tulis laporan BBC News, Kamis (15/3/2019).

Sebagai informasi, dalam laporan kuartal terakhir 2018, Uber mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 865 juta. Uber belum pernah mencatatkan laba bersih. Uber termasuk salah satu startup decacorn atau perusahaan rintisan dengan valuasi di atas US$10 miliar. 

Di Indonesia, Uber sempat beroperasi sejak 13 Agustus 2014, tapi kemudian akhirnya tamat pada 8 April 2018 setelah terjadi akuisisi layanan oleh Grab. Dengan demikian, para pengemudi Uber pun bergabung dengan Grab.

Pada 14 Maret pekan ini, Reuters juga melaporkan bahwa s
ekelompok investor yang dipimpin oleh SoftBank Group Corp dan Toyota Motor Corp sedang dalam pembicaraan untuk berinvestasi US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14 triliun ke divisi mobil otonom atau self-driving Uber Technologies Inc.

Simak ulasan suntikan modal ke Uber.
[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article Jelang IPO, Uber Merugi USD 1,8 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular