
Investasi Asing di China Oke, Bursa Saham Asia Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 March 2019 18:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan terakhir di pekan ini di zona hijau. Indeks Nikkei naik 0,77%, indeks Shanghai naik 1,04%, indeks Hang Seng naik 0,56%, indeks Straits Times naik 0,07%, dan indeks Kospi naik 0,95%.
Data ekonomi China yang oke mendorong aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Pada hari ini, Jumat (15/3/2019), investasi riil asing periode Januari-Februari 2019 diumumkan tumbuh sebesar 5,5% YoY (year on year), mengalahkan capaian periode Januari-Februari 2018 yang sebesar 4,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Rilis data tersebut lantas memberikan kelegaan bagi investor. Perekonomian China bisa jadi tidak akan mengalami hard landing pada tahun ini.
Sebelumnya, kekhawatiran terkait hard landing perekonomian China sempat muncul menyusul rilis data produksi industri kemarin (14/3/2019).
Produksi industri di Negeri Panda diumumkan hanya tumbuh sebesar 5,3% YoY dalam dua bulan pertama tahun ini, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 5,5% YoY. Dilansir dari CNBC International, pertumbuhan tersebut menjadi yang terlambat dalam 17 tahun.
Lebih lanjut, perkembangan terkait proses Brexit yang kondusif kian mendorong investor untuk berbelanja di pasar saham.
Kemarin waktu setempat, parlemen Inggris sepakat untuk memundurkan tanggal resmi Brexit yang saat ini dijadwalkan pada 29 Maret. Sebanyak 412 anggota parlemen mendukung opsi tersebut, sementara sebanyak 202 menolak.
Jika kesepakatan Brexit yang diajukan May bisa diloloskan di parlemen sebelum 20 Maret, maka Perdana Menteri Inggris Theresa May akan meminta Uni Eropa untuk memundurkan tanggal resmi Brexit menjadi 30 Juni.
Namun jika tak ada kesepakatan hingga 20 Maret, May mengatakan bahwa dirinya akan meminta perpanjangan waktu yang lebih lama.
Dengan hasil pemungutan suara tersebut, peluang bahwa Inggris akan meninggalkan Uni Eropa secara mulus menjadi lebih besar.
Apalagi, sebelumnya Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan bahwa dirinya akan meminta kepada 27 negara anggota Uni Eropa lainnya untuk membuka pintu untuk perpanjangan waktu yang lama bagi Inggris.
"Dalam kunjungan saya menjelang EUCO (European Convention), saya akan meminta kepada 27 negara Uni Eropa untuk membuka diri terhadap perpanjangan yang lama jika Inggris merasa perlu untuk memikirkan kembali strategi Brexit-nya dan menciptakan konsensus," kata Tusk dalam cuitannya di akun Twitter @eucopresident.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Diselamatkan Perkembangan Brexit, Bursa Saham Asia Menghijau
Data ekonomi China yang oke mendorong aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Pada hari ini, Jumat (15/3/2019), investasi riil asing periode Januari-Februari 2019 diumumkan tumbuh sebesar 5,5% YoY (year on year), mengalahkan capaian periode Januari-Februari 2018 yang sebesar 4,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Rilis data tersebut lantas memberikan kelegaan bagi investor. Perekonomian China bisa jadi tidak akan mengalami hard landing pada tahun ini.
Sebelumnya, kekhawatiran terkait hard landing perekonomian China sempat muncul menyusul rilis data produksi industri kemarin (14/3/2019).
Produksi industri di Negeri Panda diumumkan hanya tumbuh sebesar 5,3% YoY dalam dua bulan pertama tahun ini, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 5,5% YoY. Dilansir dari CNBC International, pertumbuhan tersebut menjadi yang terlambat dalam 17 tahun.
Lebih lanjut, perkembangan terkait proses Brexit yang kondusif kian mendorong investor untuk berbelanja di pasar saham.
![]() |
Kemarin waktu setempat, parlemen Inggris sepakat untuk memundurkan tanggal resmi Brexit yang saat ini dijadwalkan pada 29 Maret. Sebanyak 412 anggota parlemen mendukung opsi tersebut, sementara sebanyak 202 menolak.
Jika kesepakatan Brexit yang diajukan May bisa diloloskan di parlemen sebelum 20 Maret, maka Perdana Menteri Inggris Theresa May akan meminta Uni Eropa untuk memundurkan tanggal resmi Brexit menjadi 30 Juni.
Namun jika tak ada kesepakatan hingga 20 Maret, May mengatakan bahwa dirinya akan meminta perpanjangan waktu yang lebih lama.
Dengan hasil pemungutan suara tersebut, peluang bahwa Inggris akan meninggalkan Uni Eropa secara mulus menjadi lebih besar.
Apalagi, sebelumnya Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan bahwa dirinya akan meminta kepada 27 negara anggota Uni Eropa lainnya untuk membuka pintu untuk perpanjangan waktu yang lama bagi Inggris.
"Dalam kunjungan saya menjelang EUCO (European Convention), saya akan meminta kepada 27 negara Uni Eropa untuk membuka diri terhadap perpanjangan yang lama jika Inggris merasa perlu untuk memikirkan kembali strategi Brexit-nya dan menciptakan konsensus," kata Tusk dalam cuitannya di akun Twitter @eucopresident.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Diselamatkan Perkembangan Brexit, Bursa Saham Asia Menghijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular