Sudah 7 Hari Harga CPO Melempem, Ada Apa?

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
15 March 2019 08:39
Pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (14/3/2019), harga CPO kontrak Mei di Bursa Derivatives Malaysia Exchange amblas 1,34% ke posisi MYR 2.063/ton.
Foto: Kelapa sawit (REUTERS/Lai Seng Sin)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (14/3/2019), harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Mei di Bursa Derivatives Malaysia Exchange amblas 1,34% ke posisi MYR 2.063/ton.

Dengan begitu, sudah tujuh hari secara beruntun harga CPO ditutup di zona merah, dan telah turun 3,37% selama sepekan secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harga komoditas agrikultur andalan Indonesia dan Malaysia tersebut sudah terpangkas 2,73%.



Pergerakan harga minyak sawit utamanya dipengaruhi oleh sentimen dari fundamental (permintaan-pasokan) di pasar minyak nabati global. Permintaan minyak sawit global diprediksi terkontraksi untuk pertama kali sejak dua dekade lalu pada tahun panen 2019/2020.

"Saat ini pasokan minyak sawit di negara-negara konsumen utama, seperti India dan China sudah tercukupi. Itulah mengapa kamu melihat adanya tekanan pada harga," ujar pialang yang berbasis di Singapura, mengutip Reuters.

Ditambah adanya pelarangan minyak sawit di Eropa, sudah tentu akan membuat penyerapan pasokan sawit akan semakin terbatas.

Seperti yang diketahui, Uni Eropa merupakan tujuan ekspor minyak sawit terbesar ke-2 di dunia. Hanya kalah dari India.
(taa/hps) Next Article Seperti Kurang Energi, Harga CPO Terus Melorot

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular