
Catat! Target Ekspor 2019 Dipatok Tumbuh 7,5% Jadi US$ 175 M
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
13 March 2019 20:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memutuskan untuk mematok target ekspor non-migas pada 2019 sebesar 7,5% menjadi US$ 175 miliar.
Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat menyampaikan hasil Rakernas Kemendag 2019 di BSD, Rabu (13/3/2019).
"Pertumbuhan ekspor ditetapkan hanya 7,5%. Ini lebih kepada realita di tengah ketidakpastian ekonomi dunia melihat perkembangan yang terjadi dan berbagai studi yang ada," ungkap Enggartiasto.
Sebelumnya, Enggartiasto menyampaikan kinerja ekspor Indonesia hanya tumbuh 6,7% pada tahun 2018. Angka ada di bawah target yang dipatok untuk pertumbuhan ekspor tahun 2018 yakni sebesar 11%.
"Di tengah kondisi ini, Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,17% dan direncanakan 5,3%. Dari berbagai parameter ekonomi, kita harus optimistis untuk mencapai itu semua," tambah Enggartiasto.
Adapun 5 ekspor prioritas Indonesia yakni; makanan dan minuman; tekstil dan pakaian; otomotif; elektronik; kimia.
Perintah Jokowi
Pada kesempatan yang sama, Enggartiasto mengungkapkan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kemendag akan fokus tidak hanya membangun pasar rakyat. Tetapi lebih kepada membangun ekosistem offline dan online.
"Pasar rakyat adalah urat nadi ekonomi, kalau kita tidak kembangkan akan jadi persoalan sosial. Kehadiran ritel modern tidak boleh mengganggu pasar rakyat yang ada," tuturnya.
Enggartiasto berharap, pasar tradisional tetap mendapatkan akses yang sama termasuk akses dalam permodalan. Dengan ini, pasar tradisional bisa bersaing dan bahkan shifting ke online.
"Pasar harus dapatkan akses modal, kita sedang rumuskan. Lalu kita dorong dia masuk ke sistem online," tutur Enggartiasto.
(dru/dru) Next Article Ekspor Non Migas Moderat di 2019, Targetnya Tumbuh 7,5%
Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat menyampaikan hasil Rakernas Kemendag 2019 di BSD, Rabu (13/3/2019).
"Pertumbuhan ekspor ditetapkan hanya 7,5%. Ini lebih kepada realita di tengah ketidakpastian ekonomi dunia melihat perkembangan yang terjadi dan berbagai studi yang ada," ungkap Enggartiasto.
"Di tengah kondisi ini, Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,17% dan direncanakan 5,3%. Dari berbagai parameter ekonomi, kita harus optimistis untuk mencapai itu semua," tambah Enggartiasto.
![]() |
Adapun 5 ekspor prioritas Indonesia yakni; makanan dan minuman; tekstil dan pakaian; otomotif; elektronik; kimia.
Perintah Jokowi
Pada kesempatan yang sama, Enggartiasto mengungkapkan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kemendag akan fokus tidak hanya membangun pasar rakyat. Tetapi lebih kepada membangun ekosistem offline dan online.
"Pasar rakyat adalah urat nadi ekonomi, kalau kita tidak kembangkan akan jadi persoalan sosial. Kehadiran ritel modern tidak boleh mengganggu pasar rakyat yang ada," tuturnya.
Enggartiasto berharap, pasar tradisional tetap mendapatkan akses yang sama termasuk akses dalam permodalan. Dengan ini, pasar tradisional bisa bersaing dan bahkan shifting ke online.
"Pasar harus dapatkan akses modal, kita sedang rumuskan. Lalu kita dorong dia masuk ke sistem online," tutur Enggartiasto.
(dru/dru) Next Article Ekspor Non Migas Moderat di 2019, Targetnya Tumbuh 7,5%
Most Popular