
Ekspansi Bisnis, Antam Siapkan Capex Rp 3,3 T
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 March 2019 14:49

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditures (capex) sebesar Rp 3,3 triliun tahun ini.
Rinciannya, sebesar Rp 2,6 triliun akan dipakai untuk ekspansi bisnis, Rp 582 miliar untuk belanja rutin, dan Rp 162 miliar untuk deferred expences atau beban yang ditangguhkan.
Direktur Keuangan ANTM Dimas Wikan Pramuditho menyampaikan capex tersebut meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,79 triliun. Mengenai pendanaan, kata Dimas berasal dari kas internal perusahaan saat ini yang mencapai sebesar Rp4,29 triliun.
"Perbankan juga menawarkan pinjaman, tapi untuk refinancing [pembiayaan ulang]," kata Dimas dalam paparan kinerja perusahaan di Hotel Intercontinental, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Sayangnya, Dimas tak mengelaborasi lebih lanjut berapa nilai refinancing tersebut.
Meski demikian, ANTM juga mempertimbangkan untuk menerbitkan surat utang untuk mendanai capex. Namun dalam menerbitkan obligasi, rating perusahaan masih belum bisa bersaing sehingga dikhawatirkan berpengaruh pada kupon yang ditawarkan.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat global, Standard & Poor's telah merevisi prospek rating ANTM dari B dengan prospek stabil menjadi B dengan prospek positif. Sementara, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) justru merevisi prospek rating perusahaan dari sebelumnya BBB plus menjadi A minus.
Meningkatnya belanja modal tersebut sejalan dengan rencana ekspansi perusahaan. Proyek kunci ANTM saat ini mencakup proyek pembangunan pabrik feronikel Halmahera Timur, Maluku Utara, berjalan sesuai dengan rencana dan realisasi konstruksinya mencapai 92% sampai dengan akhir 2018.
Pabrik feronikel Halmahera Timur tahap pertama yang memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (Tni) selesai pada semester pertama tahun ini.
Pabrik tersebut akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel Antam sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini 27.000 ton TNi menjadi 40.500 ton TNi per tahun.
Selain itu, kata Dimas, untuk meningkatkan nilai tambah komoditas mineral, terutama untuk mengolah cadangan bijih nikel kadar rendah, pada tahun 2018 perusahaan menandatangani Head of Agreement (HoA) Proyek Pengembangan Pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace Halmahera Timur dengan mitra strategis Ocean Energy Nickel International Pte. Ltd (OENI).
Proyek NPI Blast Furnace memiliki total kapasitas produksi mencapai 320.000 ton NPI atau setara dengan 30.000 ton TNi yang terdiri dari 8 line produksi. Adapupn dua line pertama akan memulai fase produksi pada triwulan ke-4 tahun 2020.
Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, ANTM juga fokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan induk usahanya dalam holding BUMN yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun pada tahap pertama.
"Antam kembali kepada core bisnis, pengembangan di emas, nikel dan bauksit," pungkas Dimas.
Simak belanja modal Antam tahun lalu, apa saja dibelanjakan.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article 2019, Antam Cari Jodoh untuk Smelter di Sorong
Rinciannya, sebesar Rp 2,6 triliun akan dipakai untuk ekspansi bisnis, Rp 582 miliar untuk belanja rutin, dan Rp 162 miliar untuk deferred expences atau beban yang ditangguhkan.
Direktur Keuangan ANTM Dimas Wikan Pramuditho menyampaikan capex tersebut meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,79 triliun. Mengenai pendanaan, kata Dimas berasal dari kas internal perusahaan saat ini yang mencapai sebesar Rp4,29 triliun.
"Perbankan juga menawarkan pinjaman, tapi untuk refinancing [pembiayaan ulang]," kata Dimas dalam paparan kinerja perusahaan di Hotel Intercontinental, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Sayangnya, Dimas tak mengelaborasi lebih lanjut berapa nilai refinancing tersebut.
Meski demikian, ANTM juga mempertimbangkan untuk menerbitkan surat utang untuk mendanai capex. Namun dalam menerbitkan obligasi, rating perusahaan masih belum bisa bersaing sehingga dikhawatirkan berpengaruh pada kupon yang ditawarkan.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat global, Standard & Poor's telah merevisi prospek rating ANTM dari B dengan prospek stabil menjadi B dengan prospek positif. Sementara, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) justru merevisi prospek rating perusahaan dari sebelumnya BBB plus menjadi A minus.
Meningkatnya belanja modal tersebut sejalan dengan rencana ekspansi perusahaan. Proyek kunci ANTM saat ini mencakup proyek pembangunan pabrik feronikel Halmahera Timur, Maluku Utara, berjalan sesuai dengan rencana dan realisasi konstruksinya mencapai 92% sampai dengan akhir 2018.
Pabrik feronikel Halmahera Timur tahap pertama yang memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (Tni) selesai pada semester pertama tahun ini.
Pabrik tersebut akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel Antam sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini 27.000 ton TNi menjadi 40.500 ton TNi per tahun.
Selain itu, kata Dimas, untuk meningkatkan nilai tambah komoditas mineral, terutama untuk mengolah cadangan bijih nikel kadar rendah, pada tahun 2018 perusahaan menandatangani Head of Agreement (HoA) Proyek Pengembangan Pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace Halmahera Timur dengan mitra strategis Ocean Energy Nickel International Pte. Ltd (OENI).
Proyek NPI Blast Furnace memiliki total kapasitas produksi mencapai 320.000 ton NPI atau setara dengan 30.000 ton TNi yang terdiri dari 8 line produksi. Adapupn dua line pertama akan memulai fase produksi pada triwulan ke-4 tahun 2020.
Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, ANTM juga fokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan induk usahanya dalam holding BUMN yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun pada tahap pertama.
"Antam kembali kepada core bisnis, pengembangan di emas, nikel dan bauksit," pungkas Dimas.
Simak belanja modal Antam tahun lalu, apa saja dibelanjakan.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article 2019, Antam Cari Jodoh untuk Smelter di Sorong
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular