Bukan Sulap, Bukan Sihir! Ini Pemicu Laba Antam Naik 540%

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
11 March 2019 13:54
Bukan Sulap, Bukan Sihir! Ini Pemicu Laba Antam Naik 540%
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi salah satu saham dari sektor pertambangan yang ramai ditransaksikan di bursa pada perdagangan hari ini. Pada sesi I, jumlah transaksi ANTM sudah mencapai 84,63 juta unit saham atau 70,55% dari rata-rata transaksi hariannya yang sebesar 119,68 juta unit saham.

ANTM berhasil menarik perhatian investor karena tahun lalu perusahaan laba bersih perusahaan tumbuh 540,57% (YoY) menjadi Rp 874,42 miliar, dari  tahun 2017 yang hanya Rp 136,50 miliar.

Meroketnya laba bersih ANTM tahun ini, disokong oleh kenaikkan penjualan yang menyentuh level Rp 25,24 triliun, tumbuh hampir dua kali lipat (99,47% YoY) jika dibanding penjualan di tahun 2017 yang hanya Rp 12,65 triliun. Dilansir dari press release ANTM, prestasi emas lah yang menyumbang kelonjakan penjualan tahun ini.

Bagaimana tidak, 66% dari total penjualan tahun berasal dari emas. Pasalnya, di tahun 2018 ANTM membukukan perolehan penjualan emas tertinggi dalam sejarah.

Volume penjualan unaudited emas meroket 111% YoY menjadi 27.894 kg dari yang sebelumnya 13.202 kg.

Uniknya, lonjakkan penjualan emas ini tidak dibarengi dengan lonjakan volume produksi. Volume produksi ANTM malah turun 1%, menjadi 1.957 kg dari yang sebelumnya 1.967 kg. Tidak hanya itu, margin dari penjualan emas juga tidak ada perubahan, masih di kisaran 2-3%.

Bisa disimpulkan, lonjakan penjualan emas ANTM bukan dikarenakan peningkatan produksi atau efisiensi biaya, tapi lebih karena perluasan saluran distribusi dan kenaikkan harga emas.

Untuk memperluas jaringan distribusinya, di tahun 2018 ANTM kembali memperpanjang kontrak dengan PT Pos Indonesia dan menjalin kerjasama baru dengan PT Bank Jabar Banten Syariah.

Lebih lanjut, kenaikkan penjualan ANTM juga dikarenakan lonjakan harga emas. Tahun lalu harga satu gram emas ANTM mencapai level tertingginya sepanjang sejarah, yaitu senilai Rp 680.000/gram, sedangkan tahun 2017 nilai tengah harga beli mas ANTM berada di level Rp 614.000/gram, dilansir dari logammulia.com.
Sebenarnya, tahun lalu tidak hanya penjualan emas yang mengalami lonjakan signifikan, bijih nikel dan feronikel juga.  

Periode 2018, bijih nikel ANTM terjual 6,33 juta wet metric ton (wmt), naik signifikan 115% YoY dibandingkan 2017 sebesar 2,93 wmt. Penjualan ini setara dengan pendapatan Rp 2,98 triliun atau tumbuh 117% YoY.  

Lebih lanjut, layaknya emas, feronikel juga mencatatkan penjualan tertinggi dalam sejarah perusahaan. Namun bedanya, lonjakan penjuala feronikel dikarenakan karena meroketnya kapasitas produksi feronikel.  

Tahun 2018, komoditas feronikel ANTM membukukan penjulalan unaudited sebesar 24.125 ton nikel (TNi), tumbuh 10% YoY dibanding 2017 yang hanya 21.878 TNi.

Selain itu, produksi feronikel perusahaan tumbuh 14% YoY menjadi 24.868 TNi. Peningkatan produksi ANTM disokong dari stabilitas pabrik di Pomalaa (Sulawei Tenggara) dengan kapasitas produksi terpasang 27.000 TNi per tahun.
 

Meroketnya penjualan ANTM, investor dapat tersenyum sumringah karena laba bersih per saham dasar yang akan didistribusikan perusahaan naik menjadi Rp 36,39/unit saham dari Rp 5,68/unit saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular