
Ditolong Stimulus Fiskal China, IHSG Menguat 0,19%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 March 2019 13:03

Di sisi lain, IHSG masih bisa membukukan penguatan hingga tengah hari bersama dengan indeks Shanghai dan Hang Seng, seiring dengan gelontoran stimulus fiskal yang diberikan oleh pemerintah China.
Bersamaan dengan diumumkannya pemangkasan target pertumbuhan ekonomi China kemarin, China juga mengumumkan pemotongan tingkat pajak dan biaya untuk korporasi senilai hampir 2 triliun yuan (US$ 298,31 miliar atau sekitar Rp 4.222 triliun). Stimulus fiskal tersebut diarahkan untuk mendukung pertumbuhan di sektor manufaktur, transportasi, dan konstruksi.
Pemerintah China juga menaikkan batas atas penerbitan obligasi oleh daerah dari CNY 1,35 triliun pada 2018 menjadi CNY 2,15 triliun pada tahun ini. Tujuannya adalah agar daerah tetap mampu menjaga kinerja pembangunannya masing-masing.
Sebagai informasi, kemarin Perdana Menteri Li Keqiang dalam pertemuan tahunan parlemen China mengumumkan bahwa target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 dipangkas menjadi ke kisaran 6%-6,5%. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%.
Jika yang terealisasi nantinya adalah target pertumbuhan ekonomi di batas bawah (6%), maka itu akan menjadi pertumbuhan ekonomi terlemah dalam nyaris 3 dekade.
Dengan gelontoran stimulus fiskal yang diberikan oleh pemerintahnya, ada harapan bahwa perekonomian Negeri Panda tak akan mengalami hard landing pada tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Bersamaan dengan diumumkannya pemangkasan target pertumbuhan ekonomi China kemarin, China juga mengumumkan pemotongan tingkat pajak dan biaya untuk korporasi senilai hampir 2 triliun yuan (US$ 298,31 miliar atau sekitar Rp 4.222 triliun). Stimulus fiskal tersebut diarahkan untuk mendukung pertumbuhan di sektor manufaktur, transportasi, dan konstruksi.
Pemerintah China juga menaikkan batas atas penerbitan obligasi oleh daerah dari CNY 1,35 triliun pada 2018 menjadi CNY 2,15 triliun pada tahun ini. Tujuannya adalah agar daerah tetap mampu menjaga kinerja pembangunannya masing-masing.
![]() |
Sebagai informasi, kemarin Perdana Menteri Li Keqiang dalam pertemuan tahunan parlemen China mengumumkan bahwa target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 dipangkas menjadi ke kisaran 6%-6,5%. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%.
Jika yang terealisasi nantinya adalah target pertumbuhan ekonomi di batas bawah (6%), maka itu akan menjadi pertumbuhan ekonomi terlemah dalam nyaris 3 dekade.
Dengan gelontoran stimulus fiskal yang diberikan oleh pemerintahnya, ada harapan bahwa perekonomian Negeri Panda tak akan mengalami hard landing pada tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Pages
Most Popular