
Telat Merespons Sentimen China, Harga 2 SUN Tertekan
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
06 March 2019 12:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah terkoreksi tipis pada awal perdagangan hari ini, Rabu (6/3/2019). Koreksi di efek utang pemerintah tersebut masih terjadi di tengah sentimen ekspektasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi China.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
SUN seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR0077 dengan kenaikan yield 1,7 basis poin (bps) menjadi 7,49%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain yang juga terkoreksi adalah FR0078, sedangkan seri 15 tahun dan 20 tahun menguat dengan pergerakan yield yang lebih tipis.
Sentimen global saat ini ialah pertumbuhan ekonomi China tahun 2019 yang dipangkas menjadi ke kisaran 6%-6,5%.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article Belum Ada Hasil AS-China, Harga SUN Akhiri Reli
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
SUN seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR0077 dengan kenaikan yield 1,7 basis poin (bps) menjadi 7,49%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain yang juga terkoreksi adalah FR0078, sedangkan seri 15 tahun dan 20 tahun menguat dengan pergerakan yield yang lebih tipis.
Sentimen global saat ini ialah pertumbuhan ekonomi China tahun 2019 yang dipangkas menjadi ke kisaran 6%-6,5%.
Yield Obligasi Negara Acuan 6 Mar 2019 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 5 Mar 2019 (%) | Yield 6 Mar 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 5 Mar'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.474 | 7.491 | 1.70 | 7.429 |
FR0078 | 10 tahun | 7.86 | 7.874 | 1.40 | 7.8433 |
FR0068 | 15 tahun | 8.214 | 8.213 | -0.10 | 8.1843 |
FR0079 | 20 tahun | 8.323 | 8.321 | -0.20 | 8.3116 |
Avg movement | 0.70 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article Belum Ada Hasil AS-China, Harga SUN Akhiri Reli
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular