Analisis Teknikal

Dolar AS Sedang Garang, Rupiah Kembali Tertekan

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
06 March 2019 10:09
Dolar AS Sedang Garang, Rupiah Kembali Tertekan
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Rabu (6/3/2019). Hingga pukul 9:00 WIB, nilai tukar dibanderol Rp 14.100/US$, ini melemah 0,11% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Beberapa faktor yang membuat rupiah tertekan diantaranya karena Dollar Index/DXY, indeks yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, karena sentimen positif dari rilis Purchasing Manager Index (PMI) non-manufaktur AS yang dirilis ISM yang pada Februari 2019 berada di 59,7.

Angka tersebut Lebih tinggi dibandingkan Januari yang tercatat 56,7. Angka Februari juga menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir.

Kemudian penjualan properti residensial baru di Negeri Paman Sam pada Desember 2018 tercatat 621.000 unit pada Desember 2018 atau naik 3,7% dibandingkan bulan sebelumnya. Angka penjualan rumah baru tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei 2018.

Sentimen lain yang menopan kenaikan dolar berkaitan dengan hubungan AS-China yang membaik. Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, menyatakan Presiden Donald Trump bisa saja membatalkan kesepakatan dagang dengan China jika hasilnya tidak menguntungkan.

"Ya," kata Pompeo menjawab pernyataan apakah Trump bisa meninggalkan perundingan jika hasilnya tidak memuaskan.
Secara teknikal, rupiah memang sedang tertekan dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini tercermin dari pergerakan Dolar AS melawan rupiah yang lebih mendominasi pergerakan karena bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Dolar AS Makin Garang, Rupiah Kembali DitekanSumber: Refinitiv
Mengacu pada indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) yang menggambarkan arah gerak, dolar AS pada posisi cenderung menguat (golden cross).

Namun penguatan dolar AS berpotensi mulai terbatas dan tidak segalak sebelumnya, indikator bersifat momentum yakni stochastic slow menunjukkan dolar AS sudah memasuki wilayah jenuh belinya (overbought).

Pelemahan rupiah berpotensi terhenti ketika menyentuh level Rp 14.220 per dolar AS. Level tersebut merupakan penahan pelemahan (support) bagi rupiah apabila mengalami pelemahan dalam jangka pendek.


TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular