
Hawa Damai Dagang Kian Kuat, Wall Street Ditutup Menguat
Roy Franedya, CNBC Indonesia
02 March 2019 06:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (1/2/2019) karena sentimen positif damai dagang mampu menutupi sentimen negatif dari data manufaktur AS dan China nan suram.
Reuters melaporkan, Dow Jones Industrial Average naik 110,32 poin atau 0,43% menjadi 26.026,32. S&P 500 bertambah 19,2 poin, atau 0,69% menjadi 2.803,69 dan Nasdaq Composite menguat 62,82 poin, atau 0,83% menjadi 7.595,35. Penutupan saham kemarin juga menandai kenaikan mingguan terpanjang indeks Nasdaq sejak akhir 1999.
Menyusul pengumuman Presiden Donald Trump tentang penundaan tarif impor China yang lebih tinggi, Bloomberg News melaporkan Kamis (28/2/2019) bahwa pertemuan puncak antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk menandatangani kesepakatan damai dagang bisa terjadi secepat-cepatnya pertengahan Maret 2019.
"Optimisme atas resolusi perdagangan melebihi data ekonomi yang melemah," ujar Ryan Detrick, ahli strategi di LPL Financial di Charlotte, North Carolina.
Sebuah survei swasta menunjukkan aktivitas pabrik China mengalami kontraksi tiga bulan berturut-turut pada Februari, meskipun kecepatannya lebih lambat, yang menunjukkan peningkatan marginal dalam permintaan domestik.
Data ISM juga menunjukkan aktivitas manufaktur AS untuk Februari turun ke level terendah sejak November 2016, dan survei University of Michigan menunjukkan sentimen konsumen jatuh jauh dari harapan di bulan tersebut.
Ryan Detrick mengatakan saat data lemah, investor berharap kesepakatan perdagangan AS-China akan meningkatkan prospek pertumbuhan global.
Pada penutupan perdagangan Jumat untuk pertama kalinya sejak 8 November 2018 indeks S&P ditutup di atas 2.800. Nate Thooft dari Manulife Asset Management di Boston mengatakan investor teknis akan melihat penutupan tersebut "sebagai pertanda baik."
Untuk minggu ini, S&P telah naik 0,4 persen sementara Dow Jones turun 0,02 persen dan Nasdaq naik 0,9 persen.
Laporan Departemen Perdagangan AS menunjukkan tekanan inflasi tetap jinak, yang seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik dan global, yang dapat menjadi alasan Federal Reserve untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga acuan tahun ini.
Saksikan video pengumuman penundaan kenaikan tarif impor China di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech
Reuters melaporkan, Dow Jones Industrial Average naik 110,32 poin atau 0,43% menjadi 26.026,32. S&P 500 bertambah 19,2 poin, atau 0,69% menjadi 2.803,69 dan Nasdaq Composite menguat 62,82 poin, atau 0,83% menjadi 7.595,35. Penutupan saham kemarin juga menandai kenaikan mingguan terpanjang indeks Nasdaq sejak akhir 1999.
Menyusul pengumuman Presiden Donald Trump tentang penundaan tarif impor China yang lebih tinggi, Bloomberg News melaporkan Kamis (28/2/2019) bahwa pertemuan puncak antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk menandatangani kesepakatan damai dagang bisa terjadi secepat-cepatnya pertengahan Maret 2019.
Data ISM juga menunjukkan aktivitas manufaktur AS untuk Februari turun ke level terendah sejak November 2016, dan survei University of Michigan menunjukkan sentimen konsumen jatuh jauh dari harapan di bulan tersebut.
Ryan Detrick mengatakan saat data lemah, investor berharap kesepakatan perdagangan AS-China akan meningkatkan prospek pertumbuhan global.
Pada penutupan perdagangan Jumat untuk pertama kalinya sejak 8 November 2018 indeks S&P ditutup di atas 2.800. Nate Thooft dari Manulife Asset Management di Boston mengatakan investor teknis akan melihat penutupan tersebut "sebagai pertanda baik."
Untuk minggu ini, S&P telah naik 0,4 persen sementara Dow Jones turun 0,02 persen dan Nasdaq naik 0,9 persen.
Laporan Departemen Perdagangan AS menunjukkan tekanan inflasi tetap jinak, yang seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik dan global, yang dapat menjadi alasan Federal Reserve untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga acuan tahun ini.
Saksikan video pengumuman penundaan kenaikan tarif impor China di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech
Most Popular