
Harga Karet Ditutup di Posisi Tertinggi Sejak Januari 2018
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
01 March 2019 17:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet di bursa Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) pada perdagangan Jumat ini (1/3/2019) ditutup menguat 1,59% di posisi JPY 204/kg (US$ 1,82/kg), yang merupakan titik tertinggi sejak lebih dari satu tahun.
Penguatan harga karet hari ini terjadi setelah ditutup stagnan di posisi JPY 200,8/kg pada perdagangan kemarin (28/2/2019).
Selama sepekan harga karet naik 5,37% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harganya sudah melesat 19,1%.
Naiknya harga minyak mentah hari ini menjadi salah satu faktor yang memberi dorongan pada pergerakan harga karet alam.
Sebab, salah satu bahan baku pembuatan karet sintetis adalah minyak bumi. Alhasil saat harga minyak meningkat, akan menarik ke atas harga karet sintetis.
Sebab, sintetis saat ini sudah bisa menjadi substitusi karet alam untuk berbagai keperluan industri, maka pergerakan harganya akan saling berkorelasi positif.
Hingga sebelum penutupan, harga minyak jenis Brent kontrak April menguat 0,88% e posisi US$ 66,61/barel. Sedangkan harga minyak jenis lightsweet (WTI) naik 0,38% ke level US$ 57,44/barel.
Di sisi lain, posisi Yen Jepang tertekan cukup hebat hari ini. Penyebabnya adalah rilis data Purchasing Manager's Indeks (PMI) manufaktur periode Februari versi Nikkei yang hanya sebesar 48,9. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,3.
Angka di bawa 50 berarti terjadi kontraksi pada sektor manufaktur Negeri Sakura. Alhasil Yen terdepresiasi 0,51% terhadap dolar hari ini. Saat Yen melemah, harga karet menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Akibatnya, kontrak-kontrak karet yang diperdagangkan dalam Yen memiliki daya tarik lebih bagi investor.
Sentimen positif juga masih kuat berasal dari kawasan Asia Tenggara.
Rencana anggota Internasional Tripartite Rubber Council (ITRC), yaitu Indonesia , Malaysia, dan Thailand, untuk membatasi ekspor karet alam sebanyak 200.000 - 300.000 ton/tahun juga masih memberi sokongan energi positif pada pergerakan harga.
Pejabat senior ketiga negara akan membuat penghitungan perinci serta porsi pengurangan ekspor masing-masing negara pada Senior Officials Meeting (SOM) di Bangkok pada tanggal 4 Maret mendatang.
Sebagai informasi, produksi karet alam oleh ITRC menyumbang lebih dari 90% dari total pasokan karet alam dunia. Tentu saja berkurangnya pasokan di pasar akan membuat harga karet mendapat dorongan dari bawa.
Sebagai informasi, kontrak komoditas karet yang diperdagangkan di bursa TOCOM merupakan karet lembaran asap bergaris (Ribbed Smoked Sheet/RSS), yang utamanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban kendaraan bermotor.
(US$1 = JPY 111.89)
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Peningkatan Stok Tekan Harga Karet, Terendah dalam 5 Pekan
Penguatan harga karet hari ini terjadi setelah ditutup stagnan di posisi JPY 200,8/kg pada perdagangan kemarin (28/2/2019).
Selama sepekan harga karet naik 5,37% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harganya sudah melesat 19,1%.
Naiknya harga minyak mentah hari ini menjadi salah satu faktor yang memberi dorongan pada pergerakan harga karet alam.
Sebab, salah satu bahan baku pembuatan karet sintetis adalah minyak bumi. Alhasil saat harga minyak meningkat, akan menarik ke atas harga karet sintetis.
Sebab, sintetis saat ini sudah bisa menjadi substitusi karet alam untuk berbagai keperluan industri, maka pergerakan harganya akan saling berkorelasi positif.
Hingga sebelum penutupan, harga minyak jenis Brent kontrak April menguat 0,88% e posisi US$ 66,61/barel. Sedangkan harga minyak jenis lightsweet (WTI) naik 0,38% ke level US$ 57,44/barel.
Di sisi lain, posisi Yen Jepang tertekan cukup hebat hari ini. Penyebabnya adalah rilis data Purchasing Manager's Indeks (PMI) manufaktur periode Februari versi Nikkei yang hanya sebesar 48,9. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,3.
Angka di bawa 50 berarti terjadi kontraksi pada sektor manufaktur Negeri Sakura. Alhasil Yen terdepresiasi 0,51% terhadap dolar hari ini. Saat Yen melemah, harga karet menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Akibatnya, kontrak-kontrak karet yang diperdagangkan dalam Yen memiliki daya tarik lebih bagi investor.
Sentimen positif juga masih kuat berasal dari kawasan Asia Tenggara.
Rencana anggota Internasional Tripartite Rubber Council (ITRC), yaitu Indonesia , Malaysia, dan Thailand, untuk membatasi ekspor karet alam sebanyak 200.000 - 300.000 ton/tahun juga masih memberi sokongan energi positif pada pergerakan harga.
Pejabat senior ketiga negara akan membuat penghitungan perinci serta porsi pengurangan ekspor masing-masing negara pada Senior Officials Meeting (SOM) di Bangkok pada tanggal 4 Maret mendatang.
Sebagai informasi, produksi karet alam oleh ITRC menyumbang lebih dari 90% dari total pasokan karet alam dunia. Tentu saja berkurangnya pasokan di pasar akan membuat harga karet mendapat dorongan dari bawa.
Sebagai informasi, kontrak komoditas karet yang diperdagangkan di bursa TOCOM merupakan karet lembaran asap bergaris (Ribbed Smoked Sheet/RSS), yang utamanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban kendaraan bermotor.
(US$1 = JPY 111.89)
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Peningkatan Stok Tekan Harga Karet, Terendah dalam 5 Pekan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular