
2018 Tahun Buruk Bagi ACST, Laba Bersih Anjlok 88%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
27 February 2019 16:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja PT Acset Indonusa Tbk (ACST) sepanjang 2018 kurang memuaskan. Laba bersih perseroan anjlok dalam meskipun membukukan kenaikan pendapatan.
Laba bersih ACST pada 2018 tercatat turun 88,13% menjadi Rp18,3miliar dibandingkan perolehan 2017 yang mencapai Rp154,2miliar.
Corporate Secretary & Investor Relations ACST Maria Cesilia Hapsari menjelaskan, penurunan ini dikarenakan beberapa perubahan yang terjadi pada proyek berjalan yang berakibat kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan terkait penyelesaian proyek berjalan.
Sepanjang 2018 perseroan membukukan pendapatan senilai Rp 3,7 triliun, naik 23,06% dibandingkan 2017 sebesar Rp 3,03 triliun.
Komposisi pendapatan pada periode ini masih didominasi oleh sektor infrastruktur sebesar 76%, konstruksi 17%, dan kemudian diikuti oleh sektor fondasi 5% serta lainnya 2%.
Perolehan kontrak baru hingga periode ini adalah sebesar Rp 1,6 triliun. Sepanjang tahun 2018, ACST lebih selektif dalam melibatkan diri dala mproses tender proyek. "Selain itu, ada beberapa tender yang mengalami penundaan hingga ke tahun 2019, sehingga berdampak pada perolehan kontrak baru yang belum optimal," kata Maria, dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (27/02/2018).
Beberapa proyek yang berhasil ACST dapatkan di tahun 2018 antara lain Mixed-Used Development Kebon Sirih (dikerjakan dalam skema Joint Operation bersama dengan Woh Hup (Private) Limited), soil improvement di Pelabuhan Patimban, dan Penambahan Ruas Tol Balaraja Barat-Cikande (Paket 1 & 2).
ACST masih mengerjakan sejumlah proyek dengan total kontrak senilai Rp7,1triliun, yang mana terdiri dari carry over order tahun 2017 dan kontrak baru tahun 2018.
Pada 2019, ACSET menetapkan target perolehan kontrak baru sebesar Rp 15triliun. "Optimisme ini dilandasi oleh upaya perbaikan nyata yang tengah dilaksanakan Perusahaan dalam aspek finansial, operasional dan juga pengembangan sumber daya di internal," jelas Maria.
(hps/tas) Next Article Acset Targetkan Kontrak Baru Rp 15 Triliun
Laba bersih ACST pada 2018 tercatat turun 88,13% menjadi Rp18,3miliar dibandingkan perolehan 2017 yang mencapai Rp154,2miliar.
Corporate Secretary & Investor Relations ACST Maria Cesilia Hapsari menjelaskan, penurunan ini dikarenakan beberapa perubahan yang terjadi pada proyek berjalan yang berakibat kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan terkait penyelesaian proyek berjalan.
Sepanjang 2018 perseroan membukukan pendapatan senilai Rp 3,7 triliun, naik 23,06% dibandingkan 2017 sebesar Rp 3,03 triliun.
Perolehan kontrak baru hingga periode ini adalah sebesar Rp 1,6 triliun. Sepanjang tahun 2018, ACST lebih selektif dalam melibatkan diri dala mproses tender proyek. "Selain itu, ada beberapa tender yang mengalami penundaan hingga ke tahun 2019, sehingga berdampak pada perolehan kontrak baru yang belum optimal," kata Maria, dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (27/02/2018).
Beberapa proyek yang berhasil ACST dapatkan di tahun 2018 antara lain Mixed-Used Development Kebon Sirih (dikerjakan dalam skema Joint Operation bersama dengan Woh Hup (Private) Limited), soil improvement di Pelabuhan Patimban, dan Penambahan Ruas Tol Balaraja Barat-Cikande (Paket 1 & 2).
ACST masih mengerjakan sejumlah proyek dengan total kontrak senilai Rp7,1triliun, yang mana terdiri dari carry over order tahun 2017 dan kontrak baru tahun 2018.
Pada 2019, ACSET menetapkan target perolehan kontrak baru sebesar Rp 15triliun. "Optimisme ini dilandasi oleh upaya perbaikan nyata yang tengah dilaksanakan Perusahaan dalam aspek finansial, operasional dan juga pengembangan sumber daya di internal," jelas Maria.
(hps/tas) Next Article Acset Targetkan Kontrak Baru Rp 15 Triliun
Most Popular