IHSG Menguat Kala Bursa Saham Regional Terkoreksi, Kok Bisa?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 February 2019 17:18
IHSG Menguat Kala Bursa Saham Regional Terkoreksi, Kok Bisa?
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Seharian terjebak di zona merah, IHSG terkerek naik jelang penutupan perdagangan dan mengakhiri hari dengan penguatan sebesar 0,24% ke level 6.540,95.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong penguatan IHSG diantaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+2,36%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+1,18%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+2,42%), PT United Tractors Tbk/UNTR (+2,02%), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,51%).

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,37%, indeks Shanghai turun 0,67%, indeks Hang Seng turun 0,65%, indeks Straits Times turun 0,28%, dan indeks Kospi turun 0,27%.

Aksi ambil untung melanda bursa saham regional pada hari ini. Maklum jika aksi ambil untung terjadi. Pasalnya, bursa saham regional sudah membukukan penguatan yang begitu besar terhitung sejak AS dan China menggelar negosiasi dagang di Beijing mulai tanggal 11 Februari. Negosiasi tersebut kemudian berlanjut hingga akhir pekan kemarin di Washington. Pada periode 11-25 Februari, indeks Shanghai bahkan sudah melesat hingga 13,1%.



Perdagangan kemarin (25/2/2019) nampak menjadi puncak aksi beli yang dilakukan oleh investor. Pasalnya, satu hal yang ditunggu-tunggu oleh mereka akhirnya datang juga. Pada Minggu (24/2/2019) malam waktu AS atau Senin pagi waktu Indonesia, Presiden AS Donald Trump mengumumkan perpanjangan periode gencatan senjata bidang perdagangan AS-China melalui serangkaian cuitan di Twitter.

Sejatinya jika periode gencatan senjata tak diperpanjang, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai tanggal 2 Maret.

"Saya senang melaporkan bahwa AS telah membuat kemajuan berarti dalam pembicaraan dagang kami dengan China terkait beberapa isu struktural penting, termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, jasa, mata uang dan banyak isu lainnya," tulis Trump melalui akun @realDonaldTrump.

"Sebagai hasil dari pembicaraan yang sangat produktif ini, saya akan menunda kenaikan bea impor AS yang dijadwalkan pada 1 Maret. Dengan mengasumsikan kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan, kami akan merencanakan pertemuan tingkat tinggi bagi Presiden Xi dan saya di Mar-a-Lago untuk merampungkan perjanjian. Akhir pekan yang sangat baik untuk AS & China!" tambahnya.

Namun, penguatan IHSG yang baru sebesar 0,1% dalam periode 11-25 Februari menyisakan ruang bagi investor untuk terus melakukan akumulasi.
Lebih lanjut, sentimen yang mewarnai jalannya perdagangan hari ini memang terbilang mendukung untuk melakukan aksi beli. Damai dagang AS-China kian terasa kala Trump menegaskan komitmennya untuk menunda kenaikan bea masuk atas produk-produk made in China.

"Kesepakatan dagang dengan China (dan yang lainnya) sudah dalam tahap lanjutan. Hubungan kedua negara sangat kuat. Saya telah memutuskan menunda kenaikan bea masuk. Mari kita lihat apa yang akan terjadi?" cuit Trump.

Dalam pertemuan dengan para gubernur di Gedung Putih, Trump menegaskan bahwa AS-China sudah sangat dekat untuk menyepakati sebuah perjanjian dagang. Kesepakatan ini akan dirampungkan dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Xi dalam waktu dekat.

"Saya rasa ini (kesepakatan dagang) akan terwujud, dan bisa segera. Hubungan (AS-China) begitu baik, kedua pihak sudah sangat-sangat dekat (dengan kesepakatan dagang). Kami akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi lagi, akan ada penandatanganan. Semoga semua bisa diselesaikan, kami sudah sangat-sangat dekat," tegas Trump.

Sementara itu, Penasihat Negara China Wang Yi menyebutkan bahwa perundingan dagang dengan AS telah mencapai kemajuan yang signifikan.

"Ada kemajuan yang signifikan. Oleh karena itu, ada harapan untuk menciptakan stabilitas hubungan bilateral kedua negara dan perekonomian global secara luas," kata Wang, mengutip Reuters.

Sejauh ini, balas-membalas bea masuk yang dilakukan kedua negara jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing, berikut perekonomian dunia. Jika sampai bea masuk tersebut dipangkas habis alias dihilangkan, tentu arus perdagangan dunia akan kembali pulih dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi.

Selain itu, pelaku pasar juga optimistis menantikan jalannya pertemuan tingkat tinggi antara Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam yang akan digelar pada 27-28 Februari.

"Berangkat ke Vietnam untuk pertemuan dengan Kim Jong Un. Berharap akan terjadi pertemuan yang produktif!" cuit Trump di Twitter pada hari Senin waktu setempat.

Jika Trump berhasil meyakinkan Kim untuk melakukan denuklirisasi, maka satu risiko besar yang kerap kali menghantui pasar keuangan dunia yakni ribut-ribut AS-Korea Utara akan menjadi sirna. Investor asing memegang peranan peting dalam membantu IHSG finis di zona hijau. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 352,7 miliar di pasar saham tanah air.

Keperkasaan rupiah sukses membuat investor asing mengucurkan dana di pasar saham Indonesia. Hingga akhir perdagangan, rupiah menguat 0,19% di pasar spot ke level Rp 13.988/dolar AS. Lantas, rupiah ditutup di bawah level Rp 14.000/dolar AS untuk kali pertama sejak 8 Februari.

Kinerja rupiah terbantu oleh penurunan harga minyak mentah dunia. Pada perdagangan kemarin, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman bulan April anjlok 3,11% ke level US$ 55,48/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman bulan yang sama terkoreksi 3,52% ke level US$ 64,76/barel.

Terpelesetnya harga minyak mentah dunia tentu menjadi kabar gembira bagi rupiah karena dapat membuat defisit perdagangan migas yang kerap menjadi biang kerok bengkaknya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) menjadi menipis.

Sebagai informasi, belum lama ini CAD periode kuartal-IV 2018 diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

5 besar saham yang dikoleksi investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 195,9 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 120,4 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 105,6 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 48,5 miliar), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (Rp 26,3 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular