Akan Lepas Permata, Laba Stanchart di 2018 Melonjak 28%

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
26 February 2019 13:55
Laba sebelum pajak Standard Chartered melesat naik 28% menjadi US$3,9 miliar atau sekitar Rp 54,6 triliun sepanjang 2018 lalu.
Foto: Standard Chartered (REUTERS/Chris Helgren)
Hong Kong, CNBC Indonesia - Laba sebelum pajakĀ Standard Chartered melesat naik 28% menjadi US$3,9 miliar atau sekitar Rp 54,6 triliun sepanjang 2018 lalu, menurut bank tersebut, Selasa (26/2/2019).

Kenaikan laba tersebut masih terjadi meskipun bank yang beroperasi di pasar negara berkembang itu harus menyisihkan US$1 miliar untuk membayar denda di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Akan Lepas Permata, Laba Stanchart di 2018 Melonjak 28%Standard Chartered (Foto: REUTERS/Bobby Yip)

Bank asal Inggris itu telah terbelit penyidikan hukum di kedua negara itu atas dugaan pelanggaran sanksi AS terhadap Iran dan penyelidikan lainnya terkait perdagangan valas dan kejahatan keuangan.

Meski melesat naik, laba itu turun menjadi US$2,5 miliar setelah provisi atau naik 5,5% dibandingkan hasil di 2017, menurutĀ laporan keterbukaan yang disetorkan Stanchart kepada bursa Hong Kong, dilansir dari AFP.

Saham bank ini menguat sekitar 2,7% dalam perdagangan siang hari di bursa Hong Kong.

Terkait tantangan di masa depan, Stanchart mengatakanĀ ketegangan perdagangan antara AS dan China serta perlambatan ekonomi di Negeri Tirai Bambu sebagai ketidakpastian yang berpotensi berdampak besar terhadap kinerja bank.

Brexit, ujar bank tersebut, hanya berdampak kecil.

Dalam dokumen keterbukaan terpisah, Stanchart juga mengumumkan rencana tiga tahun untuk memperkuat kinerjanya, yang termasuk perubahan operasi, penggunaan teknologi digital, meningkatkan investasi dalam bisnis klien superkaya, dan mengurangi sisa-sisa penghambat kinerja di pasar-pasar yang memberi return rendah, seperti India, Korea, Uni Emirat Arab, dan Indonesia.

Saksikan video mengenai merger dan akusisi perbankan Indonesia berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]


(hps) Next Article Bank Permata & SCBI Bungkam Soal Masuknya Investor Jepang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular