
Di Akhir Pekan Harga CPO Malah Loyo. Ada Apa?
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
22 February 2019 16:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) sore hari ini (22/2/2019) berbalik arah menuju ke bawah.Â
Hingga pukul 16:20 WIB, harga CPO kontrak Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange tercatat melemah 0,49% ke posisi MYR 2.253/ton.
Padahal pada jeda istirahat siang tadi masih bisa menguat 0,1% ke posisi MYR 2.267/ton.
Selain itu pada penutupan perdagangan kemarin (21/2/2019), harga komoditas agrikultur andalan Indonesia dan Malaysia ini masih bisa membukukan penguatan sebesar 0,85%.
Produksi minyak sawit Malaysia yang berada di atas ekpektasi pasar membuat investor khawatir akan meluapnya pasokan yang membebani keseimbangan pasar.
Meskipun jumlah produksi minyak sawit Malaysia di Januari telah terpangkas 3,9% dibandingkan bulan sebelumnya, namun ternyata masih lebih lebih tinggi 1,59 juta ton dibanding Januari 2018.
Dengan begini, pelaku pasar kembali memprediksi produksi minyak sawit di Februari juga masih akan lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.
Terlebih lagi, pertumbuhan permintaan di bulan Februari juga relatif kecil.
Pasalnya berdasarkan laporan dari surveyor kargo AmSpec Agri Malaysia dan Intertek Testing Services ekspor sawit Negeri Jiran pada 1-20 Februari hanya naik pada kisaran 0,03%-0,8% dibanding periode yang sama bulan lalu.
Sedangkan surveyor kargo lain, Societe Generale de Surveillance (SGS) mengatakan bahwa ekspor sawit Malaysia turun 4,6% pada periode yang sama.
Tingginya produksi kala permintaan tengah melambat akan membuat inventori minyak sawit akan kembali meningkat. Alhasil harganya akan tertekan.
Dari sisi lain, harga kontrak minyak kedelai di pasar Chicago juga amblas 0,5% hari ini. Mengingat minyak kedelai dan minyak sawit merupakan rival di pasar minyak nabati dunia, maka pergerakan harga keduanya akan berkorelasi positif.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Ada Kabar Buruk dari Malaysia, CPO Berpotensi Tertekan Besok
Hingga pukul 16:20 WIB, harga CPO kontrak Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange tercatat melemah 0,49% ke posisi MYR 2.253/ton.
Padahal pada jeda istirahat siang tadi masih bisa menguat 0,1% ke posisi MYR 2.267/ton.
Produksi minyak sawit Malaysia yang berada di atas ekpektasi pasar membuat investor khawatir akan meluapnya pasokan yang membebani keseimbangan pasar.
Meskipun jumlah produksi minyak sawit Malaysia di Januari telah terpangkas 3,9% dibandingkan bulan sebelumnya, namun ternyata masih lebih lebih tinggi 1,59 juta ton dibanding Januari 2018.
Dengan begini, pelaku pasar kembali memprediksi produksi minyak sawit di Februari juga masih akan lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.
Terlebih lagi, pertumbuhan permintaan di bulan Februari juga relatif kecil.
Pasalnya berdasarkan laporan dari surveyor kargo AmSpec Agri Malaysia dan Intertek Testing Services ekspor sawit Negeri Jiran pada 1-20 Februari hanya naik pada kisaran 0,03%-0,8% dibanding periode yang sama bulan lalu.
Sedangkan surveyor kargo lain, Societe Generale de Surveillance (SGS) mengatakan bahwa ekspor sawit Malaysia turun 4,6% pada periode yang sama.
Tingginya produksi kala permintaan tengah melambat akan membuat inventori minyak sawit akan kembali meningkat. Alhasil harganya akan tertekan.
Dari sisi lain, harga kontrak minyak kedelai di pasar Chicago juga amblas 0,5% hari ini. Mengingat minyak kedelai dan minyak sawit merupakan rival di pasar minyak nabati dunia, maka pergerakan harga keduanya akan berkorelasi positif.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Ada Kabar Buruk dari Malaysia, CPO Berpotensi Tertekan Besok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular