
Tekor di Bisnis Kemasan, Siwani Jajaki Tambang Batu Bara
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 February 2019 13:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten manufaktur produk kemasan, PT Siwani Makmur Tbk (SIMA) bakal menjajaki bisnis tambang batu bara di tahun ini. Rencana tersebut mengemuka dalam paparan publik insidentil perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Utama SIMA Ifiandiaz Nazsir mengatakan, rencana aksi korporasi itu bakal dijalankan tahun ini. Namun sayang, Nazsir enggan mengelaborasi lebih lanjut mengenai berapa alokasi belanja modal yang bakal disiapkan perusahaan untuk menjajaki bisnis tersebut.
"Untuk nilai belanja modal yang disiapkan belum bisa kami sebutkan, kami ada non-disclosure agreement, nanti akan disampaikan lebih detail," kata Naszir, usai paparan publik insidentil, Kamis (21/2/2019).
Wacana mengenai rencana bisnis baru tersebut memang bukan isu baru. Sejak berhenti beroperasi pada Juli 2015, emiten produsen kemasan (flexible packaging) ini memutuskan menjadi pengolah limbah dan belakangan mengumumkan rencananya untuk banting setir ke bisnis properti dan tambang batu bara di Kalimantan Tengah.
"Kami berusaha menjajaki kontrak dengan perusahaan tambang, potensi tambangnya sekitar 20 juta ton batu bara high calorie," kata Direktur Independen SIMA Ikwan Maulana saat paparan publik sebelumnya.
Tahun ini, perusahaan masih akan melanjutkan kontrak kerja baru dengan PT De Petrolium International untuk perawatan dan perbaikan mesin. Pada 2017-2018, perusahaan telah menandatangani kontrak senilai Rp 6 miliar dengan perusahaan yang sama.
Sepanjang tahun 2018, dalam laporan keuangan yang belum diaudit, SIMA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,07 miliar. Adapun beban operasional minus Rp 2,59 miliar, rugi operasi Rp 240 juta. Dengan demikian, perseroan masih mencetak rugi bersih Rp 242,36 juta.
(tas) Next Article Saham SIMA Naik 334%, Ini Penjelasan Manajemen
Direktur Utama SIMA Ifiandiaz Nazsir mengatakan, rencana aksi korporasi itu bakal dijalankan tahun ini. Namun sayang, Nazsir enggan mengelaborasi lebih lanjut mengenai berapa alokasi belanja modal yang bakal disiapkan perusahaan untuk menjajaki bisnis tersebut.
"Kami berusaha menjajaki kontrak dengan perusahaan tambang, potensi tambangnya sekitar 20 juta ton batu bara high calorie," kata Direktur Independen SIMA Ikwan Maulana saat paparan publik sebelumnya.
Tahun ini, perusahaan masih akan melanjutkan kontrak kerja baru dengan PT De Petrolium International untuk perawatan dan perbaikan mesin. Pada 2017-2018, perusahaan telah menandatangani kontrak senilai Rp 6 miliar dengan perusahaan yang sama.
Sepanjang tahun 2018, dalam laporan keuangan yang belum diaudit, SIMA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,07 miliar. Adapun beban operasional minus Rp 2,59 miliar, rugi operasi Rp 240 juta. Dengan demikian, perseroan masih mencetak rugi bersih Rp 242,36 juta.
(tas) Next Article Saham SIMA Naik 334%, Ini Penjelasan Manajemen
Most Popular