Cuan Gede dari Saham Grup Sinar Mas? Ini 3 Emitennya

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
21 February 2019 14:23
Pelaku industri telekomunikasi tampaknya sudah tak kuat menahan beban berat karena jumlah operator yang terlalu banyak.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja beberapa saham dari Grup Sinar Mas mencuri perhatian pelaku pasar di awal 2019. Mayoritas harga saham emiten grup konglomerasi ini menguat, meski ada juga yang harga sahamnya terkoreksi.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia, sejak awal tahun hingga 21 Februari 2019 sesi I (year to date), tiga saham dengan kenaikan harga yang mencolok yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang melesat 276%, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) yang naik 44,65%, dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) naik 14,81%.

Saham FREN ramai ditransaksikan karena spekulasi seputar rencana konsolidasi antarperusahaan operator telekomunikasi. Pelaku industri telekomunikasi tampaknya sudah tak kuat menahan beban berat karena jumlah operator yang terlalu banyak.

Di luar Telkomsel milik PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), hampir semua perusahaan telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan kerugian.

Direktur Utama Smartfren Telecom, Merza Fachys, dalam Public Expose Insidentil di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (20/2/2019) mengatakan kendati belum ada kepastian merger yang dilakukan antaremiten telekomunikasi, konsolidasi memang diperlukan di tengah persaingan di sektor telco yang begitu ketat dan transformasi digital teknologi yang kian kencang.

Apalagi, katanya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga mendorong efisiensi di industri telekomunikasi dan adanya konsolidasi sesama perusahaan untuk menyehatkan industri.

"Terjadi pembicaraan-pembicaraan oleh seluruh pemain [perusahaan telco]. Memang makin kencang dan berjalan. Ini [merger dan akuisisi] adalah jalan untuk efisiensi dan untuk industri telko Indonesia," katanya.

Sementara itu, saham DMAS bergerak liar setelah beredar kabar Alibaba akan membeli lahan milik perseroan. Namun, pada perdagangan awal sesi II harga saham yang berkode DMAS tersebut mulai terkoreksi 1,19% ke level Rp 166/saham.

Sepertinya investor sedang menunggu konfirmasi lebih lanjut terkait dengan rencana Alibaba yang akan membeli lahan seluas 30-40 hektare milik perseroan untuk mengembangkan bisnis e-commerce dan logistik di Indonesia.

Sementara itu, DSSA merupakan lini perusahaan milik Sinar Mas yang bergerak di bidang pertambangan dan energi. Perseroan fokus pada bisnis tambang batu bara, emas dan pembangkit listrik.

Pada 2018, pelaku pasar bisa menyaksikan harga dua saham perusahaan kertas milik Sinar Mas yang melesat. Duet maut itu yakni saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang naik 113,89%. Demikian pula dengan saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) yang menguat 280%.

Menakar Cuan Saham Milik SinarmasFoto: infografis/infografis dari jual biskuit hingga punya konglomerasi sinar mas/Aristya Rahadian Krisabella


Apakah tahun ini saham-saham dari Grup Sinar Mas akan memberikan cuan besar? Sebelum membeli, silakan perkuat analisis dan proyeksi investasi Anda.
(hps/tas) Next Article Lagi Susah, Kinerja Semester I Emiten Sinarmas Tak Memuaskan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular