
Peluang Kenaikan Suku Bunga AS & Harapan Palsu Bos The Fed
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
21 February 2019 07:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve merilis risalah pertemuan penentuan kebijakan moneternya 30 Januari lalu, Rabu (20/2/2019).
Risalah itu cukup membuat pasar kebingungan. Pasalnya, catatan rapat tersebut menunjukkan bahwa The Fed sebetulnya belum cukup yakin bersabar untuk menaikkan suku bunganya.
Dalam risalah itu diketahui ada perbedaan pendapat di antara para central banker. Beberapa pejabat bank sentral berpendapat bahwa kenaikan suku bunga atau federal funds rate akan diperlukan hanya jika inflasi melonjak tiba-tiba.
"Sebagian besar peserta rapat menilai belum bisa dipastikan apakah kenaikan suku bunga lebih lanjut dibutuhkan pada sisa tahun ini. Akan tetapi, beberapa peserta rapat berpendapat kenaikan suku bunga bisa ditempuh saat inflasi lebih tinggi dari perkiraan dan ekonomi 2019 tumbuh sesuai perkiraan," papar notulensi The Fed.
Bahkan kemudian ada kalimat lain yang bisa diartikan bahwa The Fed masih membuka peluang untuk mengubah stance menjadi kembali hawkish, mengutip Newsletter Tim Riset CNBC Indonesia.
"Banyak peserta rapat berpandangan bahwa menahan suku bunga acuan di tingkat yang sekarang untuk beberapa waktu bisa menimbulkan risiko. Oleh karena itu, jika ketidakpastian berkurang maka The Fed perlu meninjau kembali stance sabarnya," sebut notulensi rapat The Fed.
Dua pandangan berbeda itu mengindikasikan bahwa bank sentral mungkin saja belum mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya namun hanya menundanya.
Sementara, para pelaku pasar masih yakin The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya tahun ini.
Keyakinan itu bahkan mendapatkan dukungan kala Gubernur The Fed Jerome Powell berbicara usai rapat penting di akhir Januari itu.
"Peluang kenaikan suku bunga telah melemah," kata Powell dalam konferensi pers setelah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari berakhir, dilansir dari CNBC International.
Pernyataan itu disampaikan setelah FOMC memutuskan menahan bunga acuannya di kisaran 2,25%-2,5%. Sebagai tambahan, komite juga menegaskan akan mengambil pendekatan yang lebih "sabar" terkait kenaikan suku bunga lanjutan.
Powell menambahkan bahwa bunga acuan berada dalam kisaran estimasi suku bunga netral menurut komite.
"Saya ingin melihat apakah kenaikan suku bunga lanjutan diperlukan," kata Powell. Ia menambahkan bahwa angka inflasi akan menjadi kunci.
Pernyataannya itu diperkuat oleh Presiden Federal Reserve New York John Williams pada hari Selasa (20/2/2019) yang mengatakan ia merasa nyaman dengan tingkat suku bunga AS sekarang.
Ia berpandangan suku bunga tidak perlu dinaikkan lagi kecuali pertumbuhan ekonomi atau inflasi merangkak lebih tinggi secara tak terduga.
"Kebijakan moneter telah berada di level yang tepat," katanya dalam wawancara dengan Reuters. "Berada di sekitar pandangan saya tentang apa itu suku bunga netral."
Saksikan video mengenai peluang kenaikan suku bunga The Fed berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article The Fed Terus Melunak, Simak Pernyataan Lengkapnya
Risalah itu cukup membuat pasar kebingungan. Pasalnya, catatan rapat tersebut menunjukkan bahwa The Fed sebetulnya belum cukup yakin bersabar untuk menaikkan suku bunganya.
Dalam risalah itu diketahui ada perbedaan pendapat di antara para central banker. Beberapa pejabat bank sentral berpendapat bahwa kenaikan suku bunga atau federal funds rate akan diperlukan hanya jika inflasi melonjak tiba-tiba.
Bahkan kemudian ada kalimat lain yang bisa diartikan bahwa The Fed masih membuka peluang untuk mengubah stance menjadi kembali hawkish, mengutip Newsletter Tim Riset CNBC Indonesia.
"Banyak peserta rapat berpandangan bahwa menahan suku bunga acuan di tingkat yang sekarang untuk beberapa waktu bisa menimbulkan risiko. Oleh karena itu, jika ketidakpastian berkurang maka The Fed perlu meninjau kembali stance sabarnya," sebut notulensi rapat The Fed.
Dua pandangan berbeda itu mengindikasikan bahwa bank sentral mungkin saja belum mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya namun hanya menundanya.
Sementara, para pelaku pasar masih yakin The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya tahun ini.
![]() |
Keyakinan itu bahkan mendapatkan dukungan kala Gubernur The Fed Jerome Powell berbicara usai rapat penting di akhir Januari itu.
"Peluang kenaikan suku bunga telah melemah," kata Powell dalam konferensi pers setelah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari berakhir, dilansir dari CNBC International.
Pernyataan itu disampaikan setelah FOMC memutuskan menahan bunga acuannya di kisaran 2,25%-2,5%. Sebagai tambahan, komite juga menegaskan akan mengambil pendekatan yang lebih "sabar" terkait kenaikan suku bunga lanjutan.
Powell menambahkan bahwa bunga acuan berada dalam kisaran estimasi suku bunga netral menurut komite.
"Saya ingin melihat apakah kenaikan suku bunga lanjutan diperlukan," kata Powell. Ia menambahkan bahwa angka inflasi akan menjadi kunci.
Pernyataannya itu diperkuat oleh Presiden Federal Reserve New York John Williams pada hari Selasa (20/2/2019) yang mengatakan ia merasa nyaman dengan tingkat suku bunga AS sekarang.
Ia berpandangan suku bunga tidak perlu dinaikkan lagi kecuali pertumbuhan ekonomi atau inflasi merangkak lebih tinggi secara tak terduga.
"Kebijakan moneter telah berada di level yang tepat," katanya dalam wawancara dengan Reuters. "Berada di sekitar pandangan saya tentang apa itu suku bunga netral."
Saksikan video mengenai peluang kenaikan suku bunga The Fed berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article The Fed Terus Melunak, Simak Pernyataan Lengkapnya
Most Popular