
Ditopang Net Buy Asing, IHSG Malah Tertekan ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 February 2019 13:03

Namun, sentimen yang ada di bursa saham regional memang tak sepenuhnya positif. Ada awan gelap dari Jepang yang membuat indeks Shanghai (-0,15%) dan IHSG terkoreksi hingga siang hari.
Pada pagi hari ini, ekspor Jepang periode Januari 2019 diumumkan anjlok hingga 8,4% YoY, jauh lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 5,5% saja, seperti dilansir dari Trading Economics. Sementara itu, impor hanya melemah tipis 0,6% YoY, lebih baik dari ekspektasi yang memperkirakan kontraksi sebesar 2,8% YoY.
Alhasil, defisit neraca dagang Jepang bulan lalu tercatat senilai JPY 1,415 triliun, di mana ini merupakan defisit terdalam sejak Maret 2014 yang senilai JPY 1,45 triliun.
Kemarin, survei Reuters Tankan diumumkan dan menunjukkan bahwa optimisme pelaku usaha sektor manufaktur dan jasa mengalami penurunan pada bulan Februari.
Indeks optimisme pelaku usaha sektor manufaktur turun ke level 13, dari yang sebelumnya 18 pada bulan Januari. Penurunan ini menandai yang ke-4 secara berturut-turut. Sementara itu, indeks optimisme pelaku usaha sektor jasa turun ke level 22, dari yang sebelumnya 31 pada bulan Januari. Penurunan ini merupakan yang pertama dalam 4 bulan.
Lebih parahnya lagi, optimisme pelaku usaha sektor manufaktur dan jasa diproyeksikan terus turun dalam 3 bulan ke depan.
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia, tekanan bagi perekonomian Jepang tentu akan menghantam laju perekonomian dunia. Wajar jika penguatan bursa saham regional menjadi dibatasi, bahkan ada yang menjadi jatuh ke zona merah. (ank/ank)
Pada pagi hari ini, ekspor Jepang periode Januari 2019 diumumkan anjlok hingga 8,4% YoY, jauh lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 5,5% saja, seperti dilansir dari Trading Economics. Sementara itu, impor hanya melemah tipis 0,6% YoY, lebih baik dari ekspektasi yang memperkirakan kontraksi sebesar 2,8% YoY.
Alhasil, defisit neraca dagang Jepang bulan lalu tercatat senilai JPY 1,415 triliun, di mana ini merupakan defisit terdalam sejak Maret 2014 yang senilai JPY 1,45 triliun.
Indeks optimisme pelaku usaha sektor manufaktur turun ke level 13, dari yang sebelumnya 18 pada bulan Januari. Penurunan ini menandai yang ke-4 secara berturut-turut. Sementara itu, indeks optimisme pelaku usaha sektor jasa turun ke level 22, dari yang sebelumnya 31 pada bulan Januari. Penurunan ini merupakan yang pertama dalam 4 bulan.
Lebih parahnya lagi, optimisme pelaku usaha sektor manufaktur dan jasa diproyeksikan terus turun dalam 3 bulan ke depan.
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia, tekanan bagi perekonomian Jepang tentu akan menghantam laju perekonomian dunia. Wajar jika penguatan bursa saham regional menjadi dibatasi, bahkan ada yang menjadi jatuh ke zona merah. (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular