Profit Taking Investor Asing Sulitkan IHSG Balik ke 7.000

Tri Putra, CNBC Indonesia
30 May 2022 13:30
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal pekan tak begitu baik. IHSG kembali terlempar keluar dari level psikologis 7.000.

Pada 11.02 WIB, IHSG terpantau melemah 0,6% di level 6.985. Padahal akhir pekan lalu IHSG mampu ditutup di level 7.026,26.

Asing juga mencatatkan aksi jual bersih atau net sell pada perdagangan intraday. Namun aksi jual bersih asing cenderung mini. Data perdagangan mencatat asing net sell Rp 15,85 miliar di pasar reguler.

Kenaikan IHSG yang cukup tinggi menjadi momentum untuk beberapa pihak merealisasikan keuntungannya (profit taking).

Saham-saham bank kakap kembali menjadi pemicu turunnya indeks. Namun tidak semua bank, terutama yang memiliki kapitalisasi pasar besar (big cap) dijual oleh asing.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terpantau mengalami pelemahan paling minim. Harga saham BMRI melemah 0,31% ke level Rp 8.075/unit.

Saham BMRI terpantau diborong asing di pasar reguler senilai Rp 54,5 miliar.

Kemudian ada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Saham bank berlogo 46 ini terpantau turun 1,09% ke level Rp 9.100/unit.

Sama halnya dengan saham BMRI, saham BBNI cenderung dikoleksi asing dengan nilai net buy mencapai Rp 22,7 miliar.

Saham BBCA juga ikut terkoreksi dengan penurunan 1,32% ke level Rp 7.475/unit. Hari ini saham BBCA diborong asing sebesar Rp 62,71 miliar.

Saham bank kakap yang mengalami penurunan paling tajam adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Nilai kapitalisasi pasar BBRI terpantau melemah 2,86% dan harganya berada di Rp 4.410/unit. Saham BBRI menjadi saham paling banyak dijual asing dengan net sell senilai Rp 121 miliar.

Sebagai saham dengan nilai kapitalisasi pasar jumbo dan dimiliki oleh banyak pihak baik investor individu maupun institusi, lokal maupun asing, saham-saham bank kakap memang rawan ambles ketika beberapa pihak mulai melakukan profit taking.

Faktor ini juga yang membuat IHSG ikut mengalami pelemahan. Namun koreksi yang terjadi masih dalam kategori koreksi sehat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merah, Investor Asing Terciduk Serok 10 Saham Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular