
Harga Minyak Membaik, Laba Elnusa Naik 11% di 2018
Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 February 2019 09:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten jasa minyak dan gas, PT Elnusa Tbk (ELSA) mengantongi kenaikan laba bersih sepanjang tahun 2018 sebesar 11,08% menjadi Rp 276,31 miliar dari tahun 2017 sebesar Rp 247,14 miliar.
Berdasarkan data laporan keuangan ELSA, kenaikan laba bersih ini didorong oleh pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 6,62 triliun atau naik 33,05% dari pendapatan tahun sebelumnya Rp 4,97 triliun. Dengan demikian, jumlah laba per saham juga naik secara year on year (yoY) menjadi Rp 37,86/saham dari sebelumnya RP 33,86/saham.
Jumlah kas dan setara kas turun menjadi Rp 719,45 miliar di akhir tahun lalu, dari tahun 2017 sebesar Rp 902,58 miliar. Meski demikian jumlah aset lancar naik menjadi Rp 3,15 triliun dan aset tak lancar senilai Rp 2,49 triliun, menjadikan total aset bernilai Rp 5,65 triliun.
Untuk liabilitas jangka panjang dan pendek, keduanya naik dengan jumlah cukup besar. Liabilitas jangka pendek mencapai Rp 2,11 triliun, naik dari Rp 1,75 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang juga terkerek naik menjadi Rp 240,22 miliar dari sebelumnya Rp 1,80 miliar.
Ekuitas perusahaan mencapai Rp 3,30 triliun, naik dari Rp 3,05 triliun di akhir Desember 2017.
(tas) Next Article Penghujung 2020, Elnusa Raih Apresiasi Berbagai Institusi
Berdasarkan data laporan keuangan ELSA, kenaikan laba bersih ini didorong oleh pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 6,62 triliun atau naik 33,05% dari pendapatan tahun sebelumnya Rp 4,97 triliun. Dengan demikian, jumlah laba per saham juga naik secara year on year (yoY) menjadi Rp 37,86/saham dari sebelumnya RP 33,86/saham.
Jumlah kas dan setara kas turun menjadi Rp 719,45 miliar di akhir tahun lalu, dari tahun 2017 sebesar Rp 902,58 miliar. Meski demikian jumlah aset lancar naik menjadi Rp 3,15 triliun dan aset tak lancar senilai Rp 2,49 triliun, menjadikan total aset bernilai Rp 5,65 triliun.
Ekuitas perusahaan mencapai Rp 3,30 triliun, naik dari Rp 3,05 triliun di akhir Desember 2017.
Direktur Utama Elnusa Tolingul Anwar dalam siaran pers akhir Januari 2019 mengatakan dalam menghadapi fluktuasi harga minyak dunia, strategi keseimbangan portofolio merupakan upaya yang dilakukan perseroan untuk tetap menghasilkan kinerja positif.
Fokus kinerja, katanya, diarahkan pada jasa hulu migas berbasis non-aset serta jasa distribusi dan logistik energi. Menurut dia upaya ini merupakan strategi adaptasi untuk memanfaatkan peluang kondisi industri migas saat ini.
"Elnusa merupakan bagian dari Pertamina Group, dan Pertamina saat ini mendapatkan kesempatan mengelola beberapa wilayah kerja migas yang telah habis masa kontraknya. Tentunya pengelolaan ini membutuhkan kontraktor jasa, dan Elnusa berharap akan mendapatkan kesempatan yang lebih besar dalam rangka sinergi Pertamina Group."
Fokus kinerja, katanya, diarahkan pada jasa hulu migas berbasis non-aset serta jasa distribusi dan logistik energi. Menurut dia upaya ini merupakan strategi adaptasi untuk memanfaatkan peluang kondisi industri migas saat ini.
"Elnusa merupakan bagian dari Pertamina Group, dan Pertamina saat ini mendapatkan kesempatan mengelola beberapa wilayah kerja migas yang telah habis masa kontraknya. Tentunya pengelolaan ini membutuhkan kontraktor jasa, dan Elnusa berharap akan mendapatkan kesempatan yang lebih besar dalam rangka sinergi Pertamina Group."
(tas) Next Article Penghujung 2020, Elnusa Raih Apresiasi Berbagai Institusi
Most Popular