
Harga Minyak Terbang, 5 Saham Melesat di Atas 5%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
03 December 2018 14:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham-saham sektor pertambangan kembali mencuri perhatian invetor. Pada awal perdagangan saham sesi II, saham dari sektor ini menjadi pemimpin kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kenaikan harga saham sektor ini dipimpin oleh penguatan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 16,26% ke level Rp 715/saham. Penguatan harga saham ANTM ditopang kinerja kuartal III-2018 yang berhasil membukukan laba bersih Rp 631,12 miliar padahal kuartal III-2018 perusahaan mencatatkan rugi bersih Rp 331,47 miliar.
Kinerja yang positif ini dikarenakan pertumbuhan signifikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama perusahaan di mana volume produksi feronikel mencapai 19.264 ton nikel dalam feronikel (TNI) atau naik 21%.
Lalu, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang menguat 10% ke level Rp 770/saham. Pemberitaan rencana TPG dan KKR yang akan masuk jadi pemilik saham perseroan jadi salah satu katalis yang membuat saham ini melesat tinggi.
Lalu saham PT Vale Indoensia Tbk (VALE) naik 6,93% ke level Rp 3.240/saham. Saham PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 5,19% ke level Rp 5,19% dan saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 5,13%.
Selain karena senimen fundamental dari setiap perusahaan, kenaikan harga saham sektor pertambangan hari ini dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia. Pada perdagangan hari Senin (3/12/2018), harga minyak mentah jenis brent kontrak Februari 2019 melambung sebesar 4,94% ke level US$62,4/barel dan harga minyak mentah light sweet kontrak Januari 2019 juga melompat 5,38% ke level US$53,67/barel.
Kedua harga minyak mentah kontrak berjangka tersebut kompak meroket di awal bulan Desember 2018, pasca mengalami masa-masa yang suram di bulan sebelumnya.
Namun sepanjang November, harga minyak light sweet dan brent kontrak berjangka kompak amblas 22% lebih secara point-to-point. Pelemahan bulanan itu menjadi yang terburuk dalam lebih dari 10 tahun terakhir.
Harga si emas hitam memang sedang tertekan oleh kondisi pasar yang cenderung oversupply. Pasokan minyak mentah dunia membanjir, sementara permintaan diekspektasikan lesu akibat perlambatan ekonomi global.
Meski demikian, hari ini harga si emas hitam mendapat suntikan energi dari hasil positif pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 di Argentina pada akhir pekan lalu.
(hps/wed) Next Article Saham Tambang Berguguran, Ambil Untung saat Rupiah Loyo
Kenaikan harga saham sektor ini dipimpin oleh penguatan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 16,26% ke level Rp 715/saham. Penguatan harga saham ANTM ditopang kinerja kuartal III-2018 yang berhasil membukukan laba bersih Rp 631,12 miliar padahal kuartal III-2018 perusahaan mencatatkan rugi bersih Rp 331,47 miliar.
Kinerja yang positif ini dikarenakan pertumbuhan signifikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama perusahaan di mana volume produksi feronikel mencapai 19.264 ton nikel dalam feronikel (TNI) atau naik 21%.
Lalu, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang menguat 10% ke level Rp 770/saham. Pemberitaan rencana TPG dan KKR yang akan masuk jadi pemilik saham perseroan jadi salah satu katalis yang membuat saham ini melesat tinggi.
Selain karena senimen fundamental dari setiap perusahaan, kenaikan harga saham sektor pertambangan hari ini dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia. Pada perdagangan hari Senin (3/12/2018), harga minyak mentah jenis brent kontrak Februari 2019 melambung sebesar 4,94% ke level US$62,4/barel dan harga minyak mentah light sweet kontrak Januari 2019 juga melompat 5,38% ke level US$53,67/barel.
Kedua harga minyak mentah kontrak berjangka tersebut kompak meroket di awal bulan Desember 2018, pasca mengalami masa-masa yang suram di bulan sebelumnya.
Namun sepanjang November, harga minyak light sweet dan brent kontrak berjangka kompak amblas 22% lebih secara point-to-point. Pelemahan bulanan itu menjadi yang terburuk dalam lebih dari 10 tahun terakhir.
Harga si emas hitam memang sedang tertekan oleh kondisi pasar yang cenderung oversupply. Pasokan minyak mentah dunia membanjir, sementara permintaan diekspektasikan lesu akibat perlambatan ekonomi global.
Meski demikian, hari ini harga si emas hitam mendapat suntikan energi dari hasil positif pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 di Argentina pada akhir pekan lalu.
(hps/wed) Next Article Saham Tambang Berguguran, Ambil Untung saat Rupiah Loyo
Most Popular