Perkasa di Awal, Rupiah Langsung Lemas

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 February 2019 08:38
Jangan Kesampingkan Perang Dagang
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kemudian, investor juga sepertinya tengah menantikan lanjutan dialog dagang AS-China yang berlangsung di Washington pekan ini. Di tengah aura positif prospek damai dagang AS-China, ada riak-riak yang membuat tidak enak yaitu rencana AS untuk memberlakukan bea masuk baru. 

Kementerian Perdagangan AS telah mengirim rekomendasi ke meja Presiden Trump mengenai wacana pengenaan bea masuk terhadap impor mobil dan suku cadangnya. Trump punya waktu 90 hari untuk mengambil keputusan berdasarkan rekomendasi tersebut. 


US Motor and Equipment Manufacturers Association dalam keterangan tertulisnya menolak pengenaan bea masuk itu. Menurut mereka, bea masuk akan membuat harga jual mobil naik sampai ribuan dolar AS sehingga penjualan terancam turun. Akibatnya dikhawatirkan bisa membuat industri otomotif AS melakukan PHK terhadap ribuan pekerja. 

"Bea masuk ini, kalau diterapkan, malah berpotensi membuat perusahaan memindahkan fasilitas produksinya ke luar negeri dan meninggalkan AS. Tidak ada satu pun perusahaan otomotif yang meminta penyelidikan yang berujung kepada rekomendasi ini," tegas US Motor and Equipment Manufacturers Association dalam keterangan tertulisnya. 

Pengenaan bea masuk ini juga berisiko kembali menyulut perang dagang antara AS dan negara-negara lainnya seperti China, Jepang, dan Uni Eropa. Trump menegaskan bahwa bea masuk bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari serbuan produk impor sekaligus alat negosiasi dagang. 

"Saya suka bea masuk. Namun saya juga suka bernegosiasi," ujarnya, mengutip Reuters. 

Padahal investor sudah berbunga-bunga dengan perkembangan hubungan AS-China yang kian harmonis. Sepertinya damai dagang AS-China sudah terlihat, tidak lagi samar-samar. 


Namun perkembangan seputar bea masuk otomotif ini bisa saja membuat semuanya buyar. Risiko kembalinya perang dagang tidak bisa dikesampingkan. 

Melihat dua sentimen tersebut, tidak heran investor kembali memasang mode bermain aman. Aset-aset berisiko dijauhi dulu untuk sementara waktu, dan pelaku pasar mencari kenyamanan di pelukan dolar AS. Wajar saja rupiah melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular