Strategi Ciputra Bidik Penjualan Properti Rp 6 T pada 2019

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
15 February 2019 15:26
Perusahaan membukukan marketing sales senilai Rp 6,4 triliun, atau setara 83,11% dari target marketing sales 2018.
Foto: REI Mandiri Property Expo 2018: Stand Property Ciputra di Pameran Mandiri Prioerty Expo 2018. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah tren kelesuan industri properti, emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) masih mencatatkan kinerja ciamik di 2018. Perusahaan membukukan marketing sales senilai Rp 6,4 triliun, atau setara 83,11% dari target marketing sales 2018.

Tahun ini, Ciputra Development menargetkan pra penjualan atau marketing sales mencapai Rp 6 triliun pada tahun ini. Investor Relations CTRA Aditya Ciputra Sastrawinata meyakini, penjualan properti akan kembali bergairah di 2019.

CTRA mulai membidik pasar end user kelas menengah ke bawah dengan menawarkan proyek properti di bawah Rp 1 miliar. Fokus di pasar ini karena lebih berkesinambungan dan permintaan di segmen ini pun terus tumbuh. Hal juga menjadi strategi di tengah tren industri properti yang melambat sejak 2015.

"Strategi perusahaan menjaga pertumbuhan dengan menyasar penjualan properti dengan harga kompetitif, dekat dengan akses transportasi seperti commuter line, LRT atau toll," kata Investor Relations CTRA Aditya Ciputra Sastrawinata, dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (15/2/2019).

Perusahaan menggarap tiga proyek dengan harga properti di bawah Rp 1 miliar di Jakarta di 2019. Ketiga proyek itu antara lain: apartemen di Ciracas, Jakarta Timur, landed residential di Puri Jakarta Barat, dan township development di Jakarta Selatan. Ketiga proyek itu ditargetkan dapat meraih marketing sales sebesar Rp 750 miliar.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Direktur Independen CTRA Tulus Santoso mengatakan pihaknya optimistis marketing sales bisa tumbuh 5% dari realisasi tahun lalu, dengan catatan penjualan properti akan kembali tumbuh di semester kedua setelah perhelatan Pilpres 2019.

"Perkiraan kami akan tumbuh 5% masih mungkin tahun ini, marketing sales Rp 6 triliun di 2019," kata Tulus dalam acara Squawk Box CNBC TV Indonesia, Kamis (14/2/2019).

Tulus menjelaskan, disasarnya segmen kelas menengah ke bawah karena dinilai lebih berkesinambungan dan permintaan di segmen ini pun terus tumbuh. Secara tren, kata dia, di kota-kota besar, permintaan akan properti yang dekat dengan akses transportasi massal masih menjadi daya tarik.

Oleh karena itu, sejak 2015 pengembang mulai memperhatikan aspek konektivitas tersebut. "Saat ini tren commuter line, dekat dekat lokasi MRT-LRT itu jadi salah satu daya tarik konsumen," ujarnya.

Perusahaan akan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,5 - Rp 2 triliun di 2019 di mana 50% akan digunakan untuk penyelesaian kontruksi tiga mal (investment property) yang berlokasi di Jakarta dan dua mal di Surabaya. Sisa dana capex untuk modal kerja dan akuisisi lahan. Dana capex tersebut bersumber dari kas internal dan pinjaman dari perbankan domestik.

Perseroan membidik pendapatan tumbuh 20% dari tahun lalu dan nett profit margin bisa naik hingga 12%.

Direksi Ciputra Menjelaskan Realisasi Kinerja 2018
[Gambas:Video CNBC]
(hps) Next Article Ciputra dan Kekaguman Sri Mulyani Terhadap Sang Maestro

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular