
Neraca Dagang Terparah Dalam 12 Tahun, IHSG Tak Berdaya
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 February 2019 12:23

Sektor barang konsumsi (-0,29%) menjadi sektor dengan kontribusi ketiga terbesar bagi pelemahan IHSG. Aksi jual atas saham-saham barang konsumsi dipicu oleh lemahnya impor barang konsumsi. Seperti yang sudah disebutkan di halaman sebelumnya, impor barang konsumsi anjlok 10,39% YoY pada bulan lalu.
Nilai impor barang konsumsi periode Januari 2019 (US$ 1,22 miliar) merupakan yang terendah sejak Juni 2018. Hal ini lantas merupakan indikasi dari lemahnya konsumsi masyarakat Indonesia.
Padahal, saham-saham barang konsumsi baru saja mendapatkan suntikan energi dari rilis hasil survei penjualan eceran periode Desember 2018. Sepanjang bulan terakhir tahun lalu, penjualan barang-barang ritel tercatat tumbuh 7,7% YoY, jauh melonjak dibandingkan capaian bulan November yang sebesar 3,4% YoY.
Kehadiran hari raya Natal dan Tahun Baru tebrukti ampuh dalam mendongkrak konsumsi masyarakat. Pertumbuhan penjualan barang-barang ritel sepanjang Desember 2018 juga jauh mengalahkan capaian periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 0,7% YoY saja.
Untuk periode Januari 2019, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan barang-barang ritel berada di level 4,8% YoY, jauh di atas capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8% YoY.
Dengan data impor barang konsumsi bulan lalu yang mengecewakan, investor dibuat berpikir ulang mengenai prospek konsumsi masyarakat Indonesia kedepannya.
Saham-saham barang konsumsi yang dilepas investor di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,59%), PT Mayora Indah Tbk/MYOR (-1,54%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-0,99%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-0,95%), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-0,95%).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Nilai impor barang konsumsi periode Januari 2019 (US$ 1,22 miliar) merupakan yang terendah sejak Juni 2018. Hal ini lantas merupakan indikasi dari lemahnya konsumsi masyarakat Indonesia.
Padahal, saham-saham barang konsumsi baru saja mendapatkan suntikan energi dari rilis hasil survei penjualan eceran periode Desember 2018. Sepanjang bulan terakhir tahun lalu, penjualan barang-barang ritel tercatat tumbuh 7,7% YoY, jauh melonjak dibandingkan capaian bulan November yang sebesar 3,4% YoY.
Kehadiran hari raya Natal dan Tahun Baru tebrukti ampuh dalam mendongkrak konsumsi masyarakat. Pertumbuhan penjualan barang-barang ritel sepanjang Desember 2018 juga jauh mengalahkan capaian periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 0,7% YoY saja.
Dengan data impor barang konsumsi bulan lalu yang mengecewakan, investor dibuat berpikir ulang mengenai prospek konsumsi masyarakat Indonesia kedepannya.
Saham-saham barang konsumsi yang dilepas investor di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,59%), PT Mayora Indah Tbk/MYOR (-1,54%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-0,99%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-0,95%), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-0,95%).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular