Soal Tarif Go-Jek Dkk, Menhub Sebut Angka Ideal

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
15 February 2019 10:00
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengaku sudah punya angka ideal.
Foto: Festival Go-Food di Jakarta, Indonesia, 27 Oktober 2018. Gambar diambil 27 Oktober 2018. REUTERS / Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah merancang tarif batas atas dan batas bawah untuk ojek online (ojol). Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengaku sudah punya angka ideal.

"Jadi yang wajar mungkin dari Rp 2.200 sampai Rp 3.000 menurut versi saya," ungkap pria yang akrab disapa BKS itu dalam dalam wawancara eksklusif di program Squawk Box CNBC Indonesia TV, Kamis (14/2/2019).

Meski demikian, angka yang disebut Menhub itu masih terbuka untuk didiskusikan. Dalam penentuan tarif ini, Kemenhub melibatkan berbagai pihak termasuk para pakar serta stakeholder terkait seperti operator dan asosiasi pengemudi ojol.

Dia mengingatkan agar perlu kehati-hatian dalam menetapkan tarif, mengingatkan saat ini adalah eranya kompetisi. Jangan sampai, lanjutnya, tarif dipatok terlalu tinggi atau bahkan terlalu rendah.

"Kan kita diskusi, ada pakar juga di situ. Katakanlah, kalau dibuat batas atas Rp 4.000 kan nggak mungkin, taksi saja segitu. Atau batas bawahnya Rp 1.000 ya nggak mungkin juga," bebernya.

Kalau memaksakan tarif batas atas Rp 4.000, Menhub menilai semua orang tidak akan tertarik menggunakan jasa ojol. Sebab, ada alternatif lain yang juga punya standar harga sama dengan fasilitas lebih baik.

"Enak naik taksi yang harganya sama dan tidak kehujanan, ber-AC dan sebagainya. Kita memang diskusi dan menyampaikan realitas itu kepada mereka, Dirjen Perhubungan Darat intensif bertemu dengan kelompok-kelompok," urainya.

"Satu hal lagi yang mungkin mereka sering komplain, di suspensi selain tarif dan diskon. Saya pikir okelah dua operator ini kalian sama-sama survive lah, sama-sama ada jangan saling membunuh dengan suatu harga jangan banyak diskon," lanjutnya.

Dikatakan BKS, pemberian diskon itu bagus sesaat untuk konsumen. Namun, dalam jangka panjang pemberian diskon yang berlebihan dapat mematikan bisnis ojol itu sendiri.

Selain itu, nasib para pengemudi juga menjadi perhatian Menhub, jika operator kebanyakan kasih diskon.

"Kalau satunya mati, kalau hanya satu operator, dia tetapkan satu harga tertentu kan jangan, jangan sampai monopoli, biar terjadi harga yang berkompetisi. Sehingga katakanlah dengan Rp 2.200-Rp 2.400 dia cukup bekerja 8 jam. Tapi kalau didiskon sampai Rp 1.500 itu kerjanya jadi 10-12 jam," urainya.

"Kan kita juga kasihan sama mereka. By rule, orang itu kan kerjanya 8 jam. Masa kita mau mendapatkan manfaat tapi membuat orang susah. Jadi saya minta toleransilah kepada masyarakat. Karena ini sesaat, kalau banyak diskon itu pasti nanti akan mati. Kita ingin kompetisi sehat," pungkasnya.

Menhub Bicara Soal Tarif Ojek Online
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article KNKT Sebut Boeing Sebar Surat ke 59 Maskapai Soal 737 MAX

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular