Analisis Teknikal

Dikepung Isu Minyak & CAD, Rupiah Masih Tertekan

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
14 February 2019 13:04
Nilai tukar rupiah terpantau menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot, pada Kamis, (14/2/2019)
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terpantau menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot, pada Kamis, (14/2/2019). Tanda-tanda pelemahan rupiah mulai terlihat sejak perdagangan kemarin karena penguatan mulai terkikis dan berakhir di teritori negatif.

Hingga pukul 11:18 WIB, rupiah melemah 0,21% ke level Rp 14.095 per US$. Tekanan pada rupiah belakangan ini dikarenakan fundamental yang masih rentan koreksi. Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal IV-2018 mencapai 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB), defisit terdalam sejak kuartal II-2014.

Sentimen lain yang menekan rupiah adalah harga minyak dunia. Harga minyak mentah jenis Brent yang menjadi acuan pasar Eropa, Asia, termasuk Indonesia naik hingga 3,9% dalam satu minggu. Harga Brent saat ini masih bertengger di harga US$ 64 per barel.

Namun masih ada sentimen positif bagi rupiah yaitu perkembangan dialog perang tarif antara AS-China. Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin sedang berdialog dengan China di Beijing hingga esok hari.

Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan untuk memperpanjang masa 'gencatan senjata' dengan China, Bloomberg memberitakan, seperti dikutip dari Reuters. Sentimen tersebut memberikan sedikit dorongan bagi mata uang Asia untuk menguat.

Secara teknikal, rupiah masih dalam tren tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini tergambar dari grafik dolar AS terhadap rupiah yang masih di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Harga Minyak & CAD Bikin Rupiah Belum Keluar Dari Tekanan $ASSumber: Refinitiv
Ruang penguatan rupiah tampak masih cukup terbuka karena belum menyentuh posisi jenuh jual (oversold), mengacu pada indikator teknikal bersifat momentum stochastic slow.

Meskipun rupiah masih pada fase menguat jika dilihat dari awal tahun. Namun, koreksi minor biasanya terjadi. Adapun level penghalang pelemahan (support) yang terdekat berada pada level 14.140 per dolar AS, sedangkan jika terjadi penguatan, level penghalang (resistance) berada pada level Rp 14.000 per dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Simak ulasan ekonom soal penyebab defisit transaksi berjalan.
[Gambas:Video CNBC]

(yam/tas) Next Article Ketegangan di AS Justru Bawa Dolar Ungguli Euro & Yen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular