
CAD Buat Investor Asing Kebakaran Jenggot, IHSG Turun 0,23%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 February 2019 16:58

Sektor jasa keuangan (-0,23%) menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar dalam menekan laju IHSG. Koreksi sektor jasa keuangan terjadi seiring dengan aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,1%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,02%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,18%.
Sejatinya, pergerakan rupiah mendukung bagi investor untuk mengoleksi saham-saham bank BUKU 4. Hingga akhir perdagangan, rupiah menguat 0,07% di pasar spot ke level Rp 13.960/dolar AS.
Namun, prospek pergerakan rupiah kedepannya bisa dibilang agak suram. Ada awan gelap yang membayangi. Pada hari ini, Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal-IV 2018. Sepanjang kuartal terakhir tahun lalu, NPI tercatat membukukan surplus senilai US$ 5,4 miliar.
Namun, pos transaksi berjalan (current account) yang merupakan bagian dari NPI membuat investor resah. Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sepanjang tahun.
Bagi pelaku pasar modal, pos transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa).
Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Dengan CAD yang diproyeksikan lebih dalam dari perkiraan, ada kemungkinan bahwa rupiah akan memasuki tren pelemahan kedepannya, sehingga aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4 sudah dilakukan sedari saat ini.
Pelemahan rupiah, apalagi jika berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, tentu berpotensi mengerek naik rasio kredit bermasalah/non-performing loan dari bank-bank BUKU 4. (ank/hps)
Sejatinya, pergerakan rupiah mendukung bagi investor untuk mengoleksi saham-saham bank BUKU 4. Hingga akhir perdagangan, rupiah menguat 0,07% di pasar spot ke level Rp 13.960/dolar AS.
Namun, prospek pergerakan rupiah kedepannya bisa dibilang agak suram. Ada awan gelap yang membayangi. Pada hari ini, Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal-IV 2018. Sepanjang kuartal terakhir tahun lalu, NPI tercatat membukukan surplus senilai US$ 5,4 miliar.
Bagi pelaku pasar modal, pos transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa).
Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Dengan CAD yang diproyeksikan lebih dalam dari perkiraan, ada kemungkinan bahwa rupiah akan memasuki tren pelemahan kedepannya, sehingga aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4 sudah dilakukan sedari saat ini.
Pelemahan rupiah, apalagi jika berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, tentu berpotensi mengerek naik rasio kredit bermasalah/non-performing loan dari bank-bank BUKU 4. (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular