Esok Diumumkan, Akankah PDB RI di 2018 Tumbuh Sesuai Ramalan?

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
05 February 2019 15:10
Inflasi Menjadi Kunci
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Pertumbuhan ekonomi tahun 2018 masih akan banyak disokong oleh pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pasalnya konsumsi rumah tangga masih menyumbang lebih dari setengah PDB Indonesia. Sebagai informasi, 56,13% PDB Indonesia dibentuk oleh konsumsi rumah tangga pada tahun 2017.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia memprediksi pertumbuhan konsumsi akan melebihi 5% sepanjang 2018. Sebagai informasi, pertumbuhan konsumsi di tahun 2017 hanya sebesar 4,95%.

Salah satu faktor yang membuat konsumsi rumah tangga dapat terjaga adalah tingkat inflasi yang dapat dipertahankan di level 3,13%. Angka ini turun dari tahun 2017 yang sebesar 3,61%. Saat harga-harga relatif tak banyak kenaikan, maka tingkat konsumsi warga dapat terjaga. Apalagi pada tahun 2018 tak ada kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sama sekali sebagaimana 2017.



Namun, memang tahun 2018 performa perdagangan barang tak bisa banyak diharapkan. Harga minyak yang melambung tinggi pada 2018 sukses membuat defisit di sektor migas jebol. Harga minyak turun sekitar 20% sepanjang 2018, namun rata-rata tahunan harga minyak naik sekitar 30% dibanding 2017.

Karena Indonesia masih merupakan net-importir minyak, yang artinya impor minyak lebih besar ketimbang ekspornya, maka naiknya harga minyak merupakan petaka yang sulit untuk dihindari.

Tak hanya itu, harga-harga komoditas yang turun juga membuat pertumbuhan nilai ekspor menjadi kerdil. Tercatat sepanjang 2018 harga CPO turun 15,26%, karet amblas 16,26%, tembaga jeblok 20,28%, dan aluminium tergerus 19,28%.

Karena memang ketergantungan nilai ekspor yang masih tinggi terhadap harga komoditas, tak heran pada tahun 2018 surplus perdagangan non-migas hanya sebesar US$ 3,8 miliar atau terkecil di era Jokowi.

Kombinasi jebolnya defisit migas dan surplus non-migas yang kecil sukses membuat neraca perdagangan sepanjang 2018 defisit sebesar US$ 8,57 miliar, yang merupakan terparah sepanjang sejarah Indonesia.



Bagaimana kondisi tahun 2019? >>> (taa/taa)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular