Rupiah Masih Fluktuatif, Hal Ini akan Dilakukan BI

Iswari Anggit, CNBC Indonesia
05 February 2019 09:28
Otoritas moneter ini juga menyampaikan akan tetap berada di pasar dan menjaga rupiah agar tetap stabil di bawah Rp 14.000/US$.
Foto: Nanang Hendarsah (Dok Bank Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih relatif aman, meskipun tingkat volatilitas tinggi. Otoritas moneter ini juga menyampaikan akan tetap berada di pasar dan menjaga rupiah agar tetap stabil di bawah Rp 14.000/US$.

Pada penutupan perdagangan pasar spot Senin (4/2/2019), nilai tukar dolar dibanderol Rp 13.950/US$ atau melemah 0,11% dibadingkan hari sebelumnya. Namun pergerakan rupiah dalam perdagangan minggu ini bak roller coaster. Jika pekan lalu pada penutupan perdagangan pasar spot nilai tukar Rupiah menguat, bahkan menjadi juara tak lama berselang jadi penghuni dasar kelasemen.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan, posisi Rupiah saat ini masih aman dan BI akan terus berupaya menjaga penguatan nilai tukar mata uang Garuda ini.

"BI berada di pasar untuk memastikan Rupiah tidak melemah tajam dan berhasil mencegah kurs Rupiah tidak tembus lagi ke atas 14.000," kata Nanang.

Namun Ekonom Universitas Indonesia Muliadi Widjaja punya penjelasan terkait volatilitas rupiah terhadap dolar AS tersebut. Selama ini, kata Muliadi, penguatan nilai tukar rupiah bukan hanya karena kinerja pemerintah maupun Bank Indonesia, melainkan karena kebijakan The Fed (Bank Sentral Amerika) yang memutuskan untuk menahan suku bunga.

Selain itu, perlambatan ekonomi negara maju, juga turut memberikan andil positif bagi penguatan nilai tukar mata uang negara emerging market, termasuk Rupiah.

"Yang sekarang sebenarnya bukan Rupiah yang menguat tapi dolar AS yang melemah terhadap semua mata uang. Hal ini dikarenakan The Fed kemarin mengumumkan tidak akan menaikkan tingkat bunga selama tiga bulan ke depan," ujar Muliadi pada tim CNBC Indonesia, Senin (4/2/2019).

Bahkan, Muliadi dengan tegas mengatakan penguatan nilai tukar Rupiah hanya bersifat sementara. Jika ingin penguatan nilai tukar Rupiah tetap stabil, ada beberapa hal dari kondisi perekonomian dalam negeri yang perlu diperhatikan pemerintah.

"Stop berhutang, naikkan cadangan devisa. Intensifkan perdagangan di pasar valas oleh BI, karena cadangan devisa sektor barang dan jasa masih belum bisa diharapkan," tandasnya.


Penjelasan Gubernur The Fed Jerome Powell Soal Suku Bunga

(hps/hps) Next Article Belum Berhenti Menguat, Rupiah Tembus 13.500-an Per Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular