Bos BCA Buka Suara Soal Kondisi Likuiditas dan Perebutan Dana

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
04 February 2019 12:51
Bos BCA anggap likuiditas perbankan masih terkendali.
Foto: CNBC Indonesia/Gita Rossiana
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja angkat suara mengenai kondisi likuiditas perbankan. Menurut Jahja, likuiditas perbankan harus dilihat dari dua sisi.


Secara harian, likuiditas perbankan tidak terlalu ketat karena di monitor Bank Indonesia. Dari sisi angka, loan to deposit ratio (LDR) yang mendekati 93% atau lebih maka likuiditas tertekan. Hal ini tercermin dari bunga deposito.

"Bunga deposito bank menengah kecil sudah bermain di 9%. Obligasi masih di bawah 10% dan biasanya susah jualnya. Likuiditas tidak selikuid keadaan yang cukup normal. Kita harus mewaspadai balance antara kredit dengan DPK maka perkembangan perbankan cukup baik," ujar Jahja dalam Program Iconomics CNBC Indonesia pada Desember 2018, yang dipandu Hera F Haryn.

Jahja menambahkan tantangan likuiditas perbankan lainnya adalah rebutan dana dengan pemerintah. Kupon Saving Bond Ritel (SBR) dan sukuk ritel sudah di kisaran 8,2% hingga 8,3%. Pemerintah tergolong bebas risiko.

"Bagaimana perbankan yang harus mengukur resiko dll. Memang ada kebutuhan ada untuk APBN dan likuiditas pemerintah dan pembangunan itu wajar. Cuma perbankan harus adaptasi dengan keadaan dan situasi. Harus lihat besar pasang dari tiang," ujar Jahja.


(roy/dru) Next Article Wanti-wanti Bos BCA kepada BI: Likuiditas Ketat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular