Wanti-wanti Bos BCA kepada BI: Likuiditas Ketat!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 November 2018 15:41
LDR sudah mencapai 94%. Bila bank ekspansi kredit lebih agresif lagi dan DPK seret maka perbankan hadapi masalah likuiditas.
Foto: BCA REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja meminta kepada Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan kewaspadannya terhadap pengetatan likuiditas bank.

Hal tersebut sejalan dengan proyeksi sikap (stance) ahead the curve dan preemptif yang akan ditempuh oleh bank sentral tahun depan demi menjaga stabilitas.

"Harus waspada," tegas Jahja saat ditemui di sela-sela Pertemuan Tahunan BI 2018 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Jahja mengemukakan, kondisi likuiditas perbankan saat ini sudah mengetat, tercermin dari rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) yang sudah mencapai 94%.

"Yang masalah likuiditas pasar sudah 94%. Kalau DPK tahun depan cuma 8%, kredit 12%, LDR makin besar lagi. Ini rada harus waspada," kata dia.

Angka LDR yang tinggi menunjukkan bank sangat agresif untuk menyalurkan kredit, sementara DPK yang dihimpun seret. Per September 2018, kredit yang disalurkan tumbuh 12,7%, sementara DPK 6,5%.

Hal ini yang membuat bank sentral melonggarkan aturan Giro Wajib Minimum (GWM) averaging dari 2% menjadi 3%.

Selain itu, BI pun melonggarkan aturan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). Dalam kebijakan ini, PLM yang bisa direpokan ke bank sentral berubah dari 2% menjadi 4%.

Gubernur BI Perry Warjiyo beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa kondisi likuiditas di perbankan dan pasar uang domestik masih cukup.

[Gambas:Video CNBC]


(roy) Next Article Biayai Infrastruktur, Bos BCA Minta ini dari OJK

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular