
Begitu Perkasa, Rupiah Menguat Sendirian Lawan Dolar AS!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 February 2019 18:08

Derasnya aliran dana investor asing ke pasar modal tanah air menjadi kunci penguatan rupiah menjelang akhir pekan. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 682,9 miliar di pasar saham.
Selain ke pasar saham, patut diduga bahwa investor asing juga masuk ke pasar obligasi tanah air. Sebagai informasi, data terkait aliran modal investor asing ke pasar obligasi untuk hari ini baru akan dirilis dalam beberapa hari ke depan oleh Kementerian Keuangan.
Namun dengan melihat turunnya imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah Indonesia seri acuan secara signifikan, memang patut diduga bahwa investor asing membukukan beli bersih.
Di pasar obligasi, yang menjadi acuan adalah tenor 5 (FR0077), 10 (FR0078), 15 (FR0068), dan 20 tahun (FR0079). Pada hari ini, yield obligasi tenor 5, 10, 15, dan 20 tahun turun masing-masing sebesar 7,4 bps (7,797%), 14,2 bps (7,909%), 19,1 bps (8,258%), dan 20,6 bps (8,325%).
Masuknya aliran dana investor asing ke pasar saham dan obligasi dipicu oleh rilis data inflasi pada pagi hari. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode Januari 2019 di level 0,32% MoM, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,82%. Capaian ini berada di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia di level 0,5% MoM (3,01% YoY).
Dengan inflasi yang rendah, maka tekanan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi mereda. Apalagi, selepas menggelar rapat selama 2 hari yang berakhir pada 30 Januari waktu setempat, The Federal Reserve selaku Bank Sentral AS lagi-lagi mengeluarkan pernyataan bernada kalem alias dovish. The Fed bakal lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan.
Jika suku bunga acuan tak dinaikkan, maka tekanan terhadap profitabilitas bank-bank BUKU 4 akan menjadi mereda. Sepanjang tahun 2018, kenaikan suku bunga acuan telah menyebabkan marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) dari bank-bank BUKU 4 menipis.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dikoleksi investor asing senilai Rp 296 miliar, terbesar dibandingkan beli bersih atas saham-saham lainnya. Di urutan kedua, ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dikoleksi senilai Rp 219,7 miliar. Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) masing-masing dikoleksi senilai Rp 86,8 miliar dan Rp 22,8 miliar.
Berbicara mengenai obligasi, rendahnya angka inflasi jelas membuat obligasi Indonesia menjadi menarik. Pasalnya, real interest rate yang ditawarkan menjadi lebih tinggi. (ank/ank)
Selain ke pasar saham, patut diduga bahwa investor asing juga masuk ke pasar obligasi tanah air. Sebagai informasi, data terkait aliran modal investor asing ke pasar obligasi untuk hari ini baru akan dirilis dalam beberapa hari ke depan oleh Kementerian Keuangan.
Namun dengan melihat turunnya imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah Indonesia seri acuan secara signifikan, memang patut diduga bahwa investor asing membukukan beli bersih.
Masuknya aliran dana investor asing ke pasar saham dan obligasi dipicu oleh rilis data inflasi pada pagi hari. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode Januari 2019 di level 0,32% MoM, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,82%. Capaian ini berada di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia di level 0,5% MoM (3,01% YoY).
Dengan inflasi yang rendah, maka tekanan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi mereda. Apalagi, selepas menggelar rapat selama 2 hari yang berakhir pada 30 Januari waktu setempat, The Federal Reserve selaku Bank Sentral AS lagi-lagi mengeluarkan pernyataan bernada kalem alias dovish. The Fed bakal lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan.
Jika suku bunga acuan tak dinaikkan, maka tekanan terhadap profitabilitas bank-bank BUKU 4 akan menjadi mereda. Sepanjang tahun 2018, kenaikan suku bunga acuan telah menyebabkan marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) dari bank-bank BUKU 4 menipis.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dikoleksi investor asing senilai Rp 296 miliar, terbesar dibandingkan beli bersih atas saham-saham lainnya. Di urutan kedua, ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dikoleksi senilai Rp 219,7 miliar. Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) masing-masing dikoleksi senilai Rp 86,8 miliar dan Rp 22,8 miliar.
Berbicara mengenai obligasi, rendahnya angka inflasi jelas membuat obligasi Indonesia menjadi menarik. Pasalnya, real interest rate yang ditawarkan menjadi lebih tinggi. (ank/ank)
Next Page
Harga Minyak Mentah Suportif
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular