Turunnya Harga Minyak Bikin Gerak Ekspansi Fiskal RI Terbatas

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
30 January 2019 16:13
Naik turunnya harga komoditas bikin ruang ekspansi fiskal RI terbatas
Foto: Infografis/defisit migas ri BENGKAK 44% sepanjang 2018/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia- Sebesar 40% ekspor Indonesia berupa kelapa sawit dan batubara menyasar pasar Tiongkok. Di sisi lain, harga minyak saat ini tengah merosot.

Chairman of Advisory Board Mandiri Institute Chatib Basri mengungkapkan, kondisi ini berpotensi mempengaruhi pendapatan pemerintah karena adanya penurunan revenue. Alhasil, tidak banyak ruang untuk ekspansi anggaran (budget).



"Di sisi fiskal, ekspansi tidak bisa dilakukan. Bukan karena pemerintah tidak mau. Tapi ada risiko penurunan harga," ungkap Chatib dalam Mandiri Investment Forum (MIF) di Fairmont Hotel, Rabu (30/1/2019).

Kendati demikian, menurut Chatib, hal ini tidak perlu dikhawatirkan lantaran 50% ekonomi Indonesia ditopang dari sektor domestik. Ia meyakini, tahun ini pemerintah masih akan bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5%. 

Di sisi lain, APBN 2019 akan mirip dengan APBN tahun 2018 karena asumsi masih sama di mana ada risiko penurunan revenue pemerintah sebesar Rp100 triliun. "Jadi tidak ada ruangan untuk kebijakan finansial." tandasnya.

Data Reuters mencatat harga minyak mentah jenis Brent, untuk patokan pasar Eropa dan Asia, di Bursa London mencapai level paling tinggi tahun lalu yakni US$ 86,29 per barel pada 3 Oktober 2018.

Dalam setahun terakhir, harga minyak sudah minus 12% saat ini di level US$ 61 per barel pada 30 Januari, dari akhir Januari 2018 seharga US$ 69 per barel.

Senior Advisor PT Pinnacle Investment John D. Rachmat menyatakan, impor energi khususnya minyak mentah saat ini masih menjadi beban terberat dari neraca dagang Indonesia dengan peningkatan defisit menjadi US$ 12 miliar pada 2018 dari US$ 8 miliar di tahun sebelumnya.
(gus) Next Article ICP Desember Turun Tajam, Sentuh US$ 54/Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular