
Rasio Utang Pemerintah Memang Masih Aman, Tapi...
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 February 2019 08:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi utang Indonesia dari segi nominal maupun rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) masih aman. Namun, bukan berarti pemerintah bisa tenang-tenang saja.
Hal tersebut dikemukakan mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Chatib Basri, melalui akun Twitter resminya, seperti dikutip CNBC Indonesia. Pernyataan ini sekaligus menjawab isu utang yang ramai diperbincangkan publik.
"Utang kita masih aman, tapi bukan berarti kita tidak perlu berhati-hati," ungkap Chatib, Kamis (7/2/2019).
Kondisi utang pemerintah yang dianggap aman tercermin dari rasio utang terhadap PDB yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan meskipun sempat naik di 2018 menjadi 29%.
Pada 2005, rasio utang mencapai 47,3% dan terus menurun hingga mencapai titik terendah di 2012 yakni 23%. Angka tersebut stabil pada periode 2013 - 2014 di kisaran 24% - 25%, setelah kemudian kembali naik di 2018.
"Ketika rasio utang terhadap PDB menurun itu artinya hasil dari usaha kita lebih tinggi dari bunga utang yang harus dibayar atau tambahan utang baru relatif kecil," jelasnya.
Lantas, apa yang menyebabkan rasio utang melonjak? Hal tersebut tak lepas dari geliat ekonomi yang meningkat, diiringi dengan defisit anggaran yang tinggi lantaran penerimaan pajak yang tak mencapai target.
"Namun, apakah ini mencemaskan? Jawabannya tidak. [...] Lihat tahun 1998-2008, rasio utang PDB kita lebih tinggi dari 2018. Toh ekonomi kita baik-baik saja," tegasnya
Selain itu, posisi keseimbangan primer menurun cukup tajam. Artinya, tambahan utang pun akan mengecil. Pembangunan infrastruktur yang selama ini digenjot pada akhirnya juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Apabila tambahan utang menurun, pertumbuhan ekonomi meningkat dan tingkat bunga bank sentral tetap, maka menurut Chatib rasio utang terhadap PDB pun akan kembali menurun.
"Itu sebabnya saya mengatakan utang Indonesia relatif aman karena rasio utang masih sekitar 29%. Dan jika pemerintah menjaga keseimbangan primer dan mendorong pertumbuhan, maka rasio ini akan menurun," jelasnya.
Simak video mengenai pembelaan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas tuduhan menteri pencetak utang dari Prabowo Subianto berikut ini.
(prm) Next Article Sri Mulyani, APBN, dan Jurus Agar Krisis Tak Menimpa RI Lagi
Hal tersebut dikemukakan mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Chatib Basri, melalui akun Twitter resminya, seperti dikutip CNBC Indonesia. Pernyataan ini sekaligus menjawab isu utang yang ramai diperbincangkan publik.
"Utang kita masih aman, tapi bukan berarti kita tidak perlu berhati-hati," ungkap Chatib, Kamis (7/2/2019).
Pada 2005, rasio utang mencapai 47,3% dan terus menurun hingga mencapai titik terendah di 2012 yakni 23%. Angka tersebut stabil pada periode 2013 - 2014 di kisaran 24% - 25%, setelah kemudian kembali naik di 2018.
![]() |
"Ketika rasio utang terhadap PDB menurun itu artinya hasil dari usaha kita lebih tinggi dari bunga utang yang harus dibayar atau tambahan utang baru relatif kecil," jelasnya.
Lantas, apa yang menyebabkan rasio utang melonjak? Hal tersebut tak lepas dari geliat ekonomi yang meningkat, diiringi dengan defisit anggaran yang tinggi lantaran penerimaan pajak yang tak mencapai target.
"Namun, apakah ini mencemaskan? Jawabannya tidak. [...] Lihat tahun 1998-2008, rasio utang PDB kita lebih tinggi dari 2018. Toh ekonomi kita baik-baik saja," tegasnya
Selain itu, posisi keseimbangan primer menurun cukup tajam. Artinya, tambahan utang pun akan mengecil. Pembangunan infrastruktur yang selama ini digenjot pada akhirnya juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Apabila tambahan utang menurun, pertumbuhan ekonomi meningkat dan tingkat bunga bank sentral tetap, maka menurut Chatib rasio utang terhadap PDB pun akan kembali menurun.
"Itu sebabnya saya mengatakan utang Indonesia relatif aman karena rasio utang masih sekitar 29%. Dan jika pemerintah menjaga keseimbangan primer dan mendorong pertumbuhan, maka rasio ini akan menurun," jelasnya.
Simak video mengenai pembelaan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas tuduhan menteri pencetak utang dari Prabowo Subianto berikut ini.
(prm) Next Article Sri Mulyani, APBN, dan Jurus Agar Krisis Tak Menimpa RI Lagi
Most Popular