
Sempat Anjlok karena Brexit, Pound Kini Bangkit Lagi
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
30 January 2019 14:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Inggris, poundsterling, menguat tipis dalam perdagangan sore hari di Asia, Rabu (30/1/2019), setelah turun dalam menyusul kekhawatiran terjadinya Brexit tanpa kesepakatan atau no deal.
Para pelaku pasar juga menantikan perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang akan berlangsung di Washington Rabu hingga Kamis waktu setempat.
Pound naik tipis terhadap dolar AS menjadi US$1,3090 dari US$1,3069 malam tadi, AFP melaporkan. Terhadap euro, pound juga menguat menjadi 87,48 pence dari sebelumnya 87,47 pence.
Mata uang Inggris itu sempat jatuh 0,6% ke posisi US$1,307 terhadap dolar menyusul hasil pemungutan suara Brexit yang diadakan parlemen Inggris Selasa malam waktu setempat.
Parlemen menolak amandemen Cooper yang diajukan oposisi Yvette Cooper dengan komposisi suara 321:298.
Amandemen Cooper bertujuan mencegah Brexit tanpa kesepakatan atau no deal dengan memberi pemerintah lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan dengan UE. Sehingga, tanggal Brexit akan mundur dari 29 Maret menjadi 31 Desember.
Parlemen memilih meloloskan amandemen Brady yang diajukan anggota parlemen dari Partai Konservatif, Graham Brady, dengan perolehan suara 317:301.
Amandemen ini meminta pemerintah untuk mengganti klausul backstop bagi Irlandia Utara dalam perjanjian Brexit dengan UE, dilansir dari CNBC International.
Klausul backstop adalah aturan yang memastikan tidak ada perbatasan yang ketat antara Irlandia Utara (yang merupakan wilayah Britania Raya) dengan Republik Irlandia (yang merupakan wilayah UE) apa pun hasil pembicaraan dagang di kemudian hari antara Inggris dan UE.
Klausul ini tidak disukai oleh banyak anggota parlemen karena dikhawatirkan akan dapat terus mengikat Inggris dengan UE untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
(hps) Next Article Menteri Brexit Inggris Mundur, Poundsterling Rontok 1%
Para pelaku pasar juga menantikan perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang akan berlangsung di Washington Rabu hingga Kamis waktu setempat.
Pound naik tipis terhadap dolar AS menjadi US$1,3090 dari US$1,3069 malam tadi, AFP melaporkan. Terhadap euro, pound juga menguat menjadi 87,48 pence dari sebelumnya 87,47 pence.
Parlemen menolak amandemen Cooper yang diajukan oposisi Yvette Cooper dengan komposisi suara 321:298.
Amandemen Cooper bertujuan mencegah Brexit tanpa kesepakatan atau no deal dengan memberi pemerintah lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan dengan UE. Sehingga, tanggal Brexit akan mundur dari 29 Maret menjadi 31 Desember.
Parlemen memilih meloloskan amandemen Brady yang diajukan anggota parlemen dari Partai Konservatif, Graham Brady, dengan perolehan suara 317:301.
Amandemen ini meminta pemerintah untuk mengganti klausul backstop bagi Irlandia Utara dalam perjanjian Brexit dengan UE, dilansir dari CNBC International.
Klausul backstop adalah aturan yang memastikan tidak ada perbatasan yang ketat antara Irlandia Utara (yang merupakan wilayah Britania Raya) dengan Republik Irlandia (yang merupakan wilayah UE) apa pun hasil pembicaraan dagang di kemudian hari antara Inggris dan UE.
Klausul ini tidak disukai oleh banyak anggota parlemen karena dikhawatirkan akan dapat terus mengikat Inggris dengan UE untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
(hps) Next Article Menteri Brexit Inggris Mundur, Poundsterling Rontok 1%
Most Popular