
AS-China Ribut-Ribut Lagi, IHSG Melemah 0,13%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 January 2019 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah tipis 0,07% ke level 6.454,47, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperlebar kekalahannya menjadi 0,13% per akhir sesi 1 ke level 6.450,48.
Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,17%, indeks Shanghai turun 0,61%, indeks Hang Seng turun 0,52%, indeks Straits Times turun 0,64%, dan indeks Kospi turun 0,14%.
Perlambatan ekonomi China (yang berarti perlambatan ekonomi dunia) membuat pelaku pasar melepas instrumen berisiko seperti saham. Kemarin (28/1/2019), laba perusahaan industri di China diumumkan naik sebesar 10,3% pada tahun 2018, anjlok dari capaian tahun 2017 yang sebesar 21%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, kemarin Caterpillar mengumumkan laba per saham periode kuartal-IV 2018 sebesar US$ 2,55, di bawah konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar US$ 2,99.
Perusahaan mengungkapkan adanya penurunan penjualan di kawasan Asia-Pasifik, seiring dengan lemahnya permintaan dari China. Sebagai informasi, kinerja Caterpillar dijadikan acuan oleh investor untuk mengukur kuat-lemahnya arus perdagangan internasional seiring dengan besarnya eksposur perusahaan kepada pasar luar negeri.
Selain Caterpillar, perlambatan ekonomi China juga memakan korban lainnya yakni raksasa pembuat kartu grafis Nvidia. Nvidia menurukkan proyeksi pendapatan untuk periode kuartal-IV 2018 menjadi US$ 2,2 miliar, dari yang sebelumnya US$ 2,7 miliar.
Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,17%, indeks Shanghai turun 0,61%, indeks Hang Seng turun 0,52%, indeks Straits Times turun 0,64%, dan indeks Kospi turun 0,14%.
Perlambatan ekonomi China (yang berarti perlambatan ekonomi dunia) membuat pelaku pasar melepas instrumen berisiko seperti saham. Kemarin (28/1/2019), laba perusahaan industri di China diumumkan naik sebesar 10,3% pada tahun 2018, anjlok dari capaian tahun 2017 yang sebesar 21%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Perusahaan mengungkapkan adanya penurunan penjualan di kawasan Asia-Pasifik, seiring dengan lemahnya permintaan dari China. Sebagai informasi, kinerja Caterpillar dijadikan acuan oleh investor untuk mengukur kuat-lemahnya arus perdagangan internasional seiring dengan besarnya eksposur perusahaan kepada pasar luar negeri.
Selain Caterpillar, perlambatan ekonomi China juga memakan korban lainnya yakni raksasa pembuat kartu grafis Nvidia. Nvidia menurukkan proyeksi pendapatan untuk periode kuartal-IV 2018 menjadi US$ 2,2 miliar, dari yang sebelumnya US$ 2,7 miliar.
Next Page
AS-China Ribut-Ribut Lagi
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular