Rekor! Harga BCA Capai Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
22 January 2019 17:02
Membuat BCA memantapkan diri sebagai emiten dengan nilai kapitalisasi terbesar, hampir menyentuh Rp 700 triliun.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sentuh level tertinggi dalam sejarah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kenaikan ini membuat BCA memantapkan diri sebagai emiten dengan nilai kapitalisasi terbesar, hampir menyentuh Rp 700 triliun.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (22/1/2019), harga saham BCA ditutup menguat 0,99% ke level Rp 28.000/saham. Harga saham tersebut tercatat tertinggi sejak perseroan resmi tercatat di BEI pada 31 Mei 2000, dengan harga penawaran di pasar perdana Rp 1.400/saham.

Harga saham BCA sejak tercatat di BEIFoto: Reuters
Harga saham BCA sejak tercatat di BEI

Pada harga saham di level tersebut, nilai kapitalisasi BCA mencapai Rp 690,34 triliun. Jauh meninggalkan nilai kapitalisasi pasar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang berada di posisi kedua dengan nilai Rp 465,01 triliun.

Pada harga saham Rp 28.000 tersebut, price to book (PBV) saham BCA berada pada kisaran 4,6x dan price to earning ratio (PER) menembus 27x.

Bank yang dikomandoi oleh Jahja Setiatmadja tersebut juga sedang menjadi saham idola pemodal asing. Hingga awal pekan keempat Januari, total beli bersih (net buy) asing pada saham BCA mencapai Rp 1,92 triliun.

Aksi borong pemodal lokal dan asing terhadap saham BCA tersebut tampaknya dipicu rencana akuisisi salah satu bank yang belum diumumkan secara resmi.

Dari sisi kinerja, BCA mencatatkan laba bersih Rp 18,5 triliun pada kuartal III-2018 atau naik 9,9% dibandingkan kuartal III-2017 Rp 16,8 triliun.

Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang naik 10,1% menjadi Rp 45,9 triliun di kuartal III-2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 41,7 triliun.

Pada kuartal III-2018, kredit BCA mencapai Rp 516 triliun atau tumbuh 17,3%. Kontribusinya, Kredit korporasi tumbuh 23,3% menjadi Rp 199,2 triliun, kredit komersial dan UKM tumbuh 17,6% menjadi Rp 176,4 triliun dan kredit konsumer naik 9% menjadi Rp 139,9 triliun.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,9% menjadi Rp 613,9 triliun. Kontribusi terbesar DPK BCA berasal dari dana murah (CASA) yang tumbuh 11,4% menjadi Rp 476,8 triliun. Adapun deposito turun 6,4% menjadi Rp 137,1 triliun.
(hps/tas) Next Article Terdampak Banjir, Enam Kantor Cabang BCA Tutup Sementara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular