Begini Valuasi Saham BDMN Jelang Merger dengan BNP

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
22 January 2019 12:32
Proses tersebut turut meroketkan harga saham perusahaan yang dipimpin Sg Seow Wah tersebut ke Rp 9.025 siang ini.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Penggabungan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) yang menjadi bagian dari akuisisi Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) Jepang menuju tahap akhir.  

Proses tersebut turut meroketkan harga saham perusahaan yang dipimpin Sg Seow Wah tersebut ke Rp 9.025 siang ini.  

Sebelumnya, harga saham perseroan sudah merangkak naik bertahap dari Rp 7.275 pada 26 Desember 2018 hingga Rp 8.350 kemarin. 

Dengan kenaikan tersebut, valuasi rasio harga per nilai buku (price to book value/PBV) BDMN menggunakan kinerja historis (trailing) terangkat menjadi 2,14x dan berada pada posisi keenam tertinggi dari total 27 bank di pasar saham.  
Total jumlah seluruh bank yang tercatat di pasar saham mencapai 45 perusahaan, tetapi hampir setengahnya tidak memiliki transaksi yang aktif.  

Posisi Bank Danamon berada di bawah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mayapada International Tbk (MAYA), PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mega Tbk (MEGA). 

Tingginya P/BV mencerminkan kenaikan harga yang terjadi lebih cepat dari peningkatan kualitas nilai buku perseroan.  

Nilai buku tersebut menunjukkan aset bersih perseroan setelah dikurangi aset paten, aset tak berwujud, dan kewajiban perusahaan.  

Semakin tinggi P/BV, maka secara valuasi maka semakin mahal (overvalue) harga buku sebuah saham di pasar. 

Sebaliknya, P/BV yang lebih rendah juga menunjukkan nilainya yang lebih murah (undervalue) dibanding pesaingnya sehingga memunculkan potensi kenaikan harga yang lebih besar, meskipun turut menunjukkan risiko yang masih menghantui valuasi perusahaan. 

 
EmitenKode SahamKapitalisasi Pasar (Rp juta)Harga Tot Aset (Rp juta)PBV
Bank Central Asia Tbk, PTBBCA 673,081,75127,300798,966,2584.69
Bank Mayapada International Tbk, PTMAYA 47,217,4137,00083,155,6594.18
Bank Nationalnobu Tbk, PTNOBU 3,905,36388010,407,0532.80
Bank Rakyat Indonesia Tbk, PTBBRI 463,780,2463,7601,183,364,1532.65
Bank Mega Tbk, PTMEGA 33,635,0384,83077,362,1762.64
Bank Danamon Indonesia Tbk, PTBDMN 86,022,1748,975178,634,6192.14
Bank Mandiri Tbk, PTBMRI 361,666,6677,7501,173,644,9112.09
Bank Mitraniaga Tbk, PTNAGA 400,7342462,296,0981.93
Bank Mestika Dharma Tbk, PTBBMD 5,644,3241,38011,914,0671.88
BPD Jawa Barat Tbk, PTBJBR 22,038,8832,240114,084,1121.88
Sumber: Diolah 

Selain dari valuasi, aset BDMN tercatat Rp 178,63 triliun yang berada di urutan ketujuh, di bawah BBRI, BMRI, BBCA, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN). Saat ini, aset PNBN berada pada Rp 204,24 triliun.  

Setelah akuisisi, aset gabungan BDMN dan BBNP akan menjadi Rp 186,52 triliun, sehingga posisinya tidak berubah dari klasemen aset tertinggi di subsektor perbankan. 

Dari besaran valuasi P/BV dan aset BDMN, dapat dilihat bahwa valuasinya cukup mahal dengan harga pasar saat ini mengingat aset perusahaan masih lebih kecil daripada beberapa bank lain seperti BNGA dan PNBN yang memiliki valuasi lebih murah. 

Kenaikan harga saham induk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbnk (ADMF) tersebut dalam beberapa pekan terakhir kemungkinan menjadi penyebab valuasinya naik drastis dan lebih banyak dikoleksi investor berhorizon jangka pendek yang berharap pada apresiasi harga jangka pendek-menengah. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Harga Saham Danamon Jeblok, MUFG Siapkan Langkah Khusus?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular