
Investor Cari Aset Aman, Yen Jepang Tekan Dolar AS
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 January 2019 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yen Jepang berhasil memukul mundur dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (22/2/2019). Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4, penyedia platform transaksi forex terkemuka, yen kini diperdagangkan di level 109,516/dolar AS, menguat dari penutupan kemarin di level 109,648/dolar AS.
Investor tampaknya memilih masuk ke instrumen safe haven seperti yen seiring dengan aksi ambil untung yang terjadi di bursa saham kawasan Asia.
Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei turun 0,06%, indeks Shanghai turun 0,67%, indeks Hang Seng turun 0,71%, indeks Straits Times turun 0,22%, indeks Kospi turun 0,58%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,35%.
Ruang untuk melakukan aksi ambil untung menjadi terbuka lebar seiring dengan bursa saham regional yang sudah membukukan penguatan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Indeks Shanghai misalnya, sudah naik hingga 2,2% pada 11-21 Januari 2019, sementara indeks Hang Seng menguat 2% pada periode tersebut.
Sejatinya, dolar AS juga merupakan instrumen safe haven yang bisa dijadikan pelarian oleh investor. Namun, penutupan sebagian pemerintahan AS (partial government shutdown) membuat greenback menjadi kehilangan daya tarik jika disandingkan dengan yen.
Pasalnya, kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh shutdown begitu besar. Hingga kini, shutdown sudah berlangsung selama 30 hari, menjadikannya yang terpanjang di era modern.
Belum lama ini, pemerintahan Presiden Donald Trump memproyeksikan bahwa kerugian akibat shutdown bisa mencapai dua kali lebih besar dari ekspektasi sebelumnya, menurut seorang sumber dari kalangan pemerintahan yang tak ingin disebutkan namanya, seperti dikutip dari CNBC International.
Pada awalnya, pemerintah memproyeksikan bahwa shutdown akan memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1% setiap 2 minggu. Kini, diproyeksikan bahwa setiap minggunya shutdown akan membuat pertumbuhan ekonomi terpangkas sebesar 0,1%. Ini artinya, setidaknya 0,4% sudah menguap dari pertumbuhan ekonomi AS.
Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa pemerintahan AS akan segera beroperasi secara penuh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Dolar AS Cenderung Melemah Dihadapan Mata Uang Utama Dunia
![]() |
Investor tampaknya memilih masuk ke instrumen safe haven seperti yen seiring dengan aksi ambil untung yang terjadi di bursa saham kawasan Asia.
Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei turun 0,06%, indeks Shanghai turun 0,67%, indeks Hang Seng turun 0,71%, indeks Straits Times turun 0,22%, indeks Kospi turun 0,58%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,35%.
Sejatinya, dolar AS juga merupakan instrumen safe haven yang bisa dijadikan pelarian oleh investor. Namun, penutupan sebagian pemerintahan AS (partial government shutdown) membuat greenback menjadi kehilangan daya tarik jika disandingkan dengan yen.
Pasalnya, kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh shutdown begitu besar. Hingga kini, shutdown sudah berlangsung selama 30 hari, menjadikannya yang terpanjang di era modern.
Belum lama ini, pemerintahan Presiden Donald Trump memproyeksikan bahwa kerugian akibat shutdown bisa mencapai dua kali lebih besar dari ekspektasi sebelumnya, menurut seorang sumber dari kalangan pemerintahan yang tak ingin disebutkan namanya, seperti dikutip dari CNBC International.
Pada awalnya, pemerintah memproyeksikan bahwa shutdown akan memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1% setiap 2 minggu. Kini, diproyeksikan bahwa setiap minggunya shutdown akan membuat pertumbuhan ekonomi terpangkas sebesar 0,1%. Ini artinya, setidaknya 0,4% sudah menguap dari pertumbuhan ekonomi AS.
Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa pemerintahan AS akan segera beroperasi secara penuh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Dolar AS Cenderung Melemah Dihadapan Mata Uang Utama Dunia
Most Popular