Analisis Teknikal

Perang Dagang Reda, Euro-Pound Tak Mampu Kalahkan Dolar AS

tahir saleh & Yazid Muamar, CNBC Indonesia
18 January 2019 15:38
Ketegangan pembicaraan damai dagang antara Amerika Serikat dan China tampaknya mulai mereda.
Foto: Mata uang Euro (REUTERS/Benoit Tessier)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan pembicaraan damai dagang antara Amerika Serikat dan China tampaknya mulai mereda setelah Juru Bicara Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He akan berkunjung ke Washington pada 30-31 Januari mendatang.

"Reaksi pelaku pasar mengatakan segalanya. Orang-orang ingin sekali perang dagang berakhir," tegas Michael Antonelli, Direktur Pelaksana di Robert W Baird yang berbasis di Milwaukee, dikutip Reuters.

Kondisi geopolitik yang semakin kondusif membuat investor berani berinvestasi ke negara yang lebih berisiko dan menguatkan mata uang negara tersebut. Namun demikian dua mata uang kuat yaitu euro Eropa dan poundsterling (GBP) Inggris belum mampu memanfaatkan sentimen positif tersebut.

Berikut analisis dan proyeksi Tim Riset CNBC Indonesia terhadap mata uang euro Eropa dan GBP Inggris yang sering disandingkan dengan dolar AS:

Euro Eropa VS Dolar AS
Perang Dagang reda, Euro-GBP Belum Mampu Ungguli Dolar ASSumber: Refinitiv 
Hingga berita ini dimuat, euro mulai menguat 0,01% ke level 1.1395 per dolar AS. Meskipun menguat, euro masih bergerak cenderung melemah dibandingkan dolar AS, terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah rata-rata nilai selama lima hari (moving average/MA5).

Euro masih berpotensi menguat namun terbatas seiring terbentuknya pola bullish engulfing, pola tersebut menggambarkan akan terjadinya pembalikan arah menuju penguatan, namun kurang terlalu kuat. Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, Euro pada posisi netral.

Poundsterling Inggris VS Dolar AS
Perang Dagang reda, Euro-GBP Belum Mampu Ungguli Dolar ASSumber: Refinitiv

GBP melemah 0,11% pada level 1.2970 per dolar AS. Secara teknikal, GBP justru memiliki kecenderungan menguat terhadap dolar AS, terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).

Potensi koreksi pada mata uang GBP cenderung lebih besar mengingat selama sebulan mata uang tersebut telah menguat 2,93%. Level saat ini juga sudah dianggap memasuki jenuh beli (overbought), menurut indikator teknikal stochastic slow.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam) Next Article Rupiah Jadi Korban Balas Dendam Euro

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular