
Ambles Nyaris 10% di April, Kurs Euro Naik 1% ke Rp 16.451
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 May 2020 18:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (4/5/2020) setelah ambles nyaris 10% sepanjang bulan April. Memburuknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah tertekan pada hari ini.
Pada pukul 16:40 WIB, EUR 1 setara Rp 16.451,16, euro menguat 1,07% di pasar spot melansir data Refinitiv. Mata uang 19 negara ini pada perdagangan Kamis (30/4/2020) pekan lalu berakhir di Rp 16.240,79/EUR yang merupakan level terlemah sejak 13 Maret lalu. Total sepanjang bulan April, euro ambles 9,66%.
Eropa merupakan salah satu episentrum penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), meski belakangan ini sudah mulai melambat dan beberapa negara sudah mulai melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown). Namun, resesi masih membayangi Benua Biru, oleh sebab itu, European Central Bank (ECB) pada Kamis pekan lalu kembali menggelontorkan stimulus moneter.
ECB di bawah pimpinan Presiden Christine Lagarde menurunkan suku bunga pinjaman jangka panjang (Targeted Longer-Term Refinancing Operations/TLTRO) menjadi -1%. Itu artinya ECB tidak akan mengenakan bunga, malah memberi bung ajika bank mau meminjam uang. Hal tersebut dilakukan agar industri perbankan menyalurkan kredit dengan bunga sangat rendah atau 0% ke masyarakat, sehingga meningkatkan belanja konsumen dan menggerakkan lagi roda perekonomian.
Sebelumnya pada bulan Maret, ECB juga meluncurkan program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai 750 miliar euro, menambah program yang sudah ada sebelumnya.
Akibat kebijakan tersebut, jumlah mata uang euro yang beredar tentunya akan melimpah, dan kurs euro melemah tajam melawan rupiah di hari Kamis.
Tetapi pada hari ini, euro berbalik menguat akibat memburuknya sentimen pelaku pasar, selain juga dipicu aksi ambil untung (profit taking) rupiah yang sudah menguat nyaris 10%.
Memburuknya sentimen pelaku pasar terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bisa saja mengenakan bea masuk impor akibat cara penanganan virus corona yang dilakukan China sehingga menjadi pandemi global.
Hal ini dikatakan Trump dalam konferensi pers dengan wartawan di Gedung Putih, Kamis (30/4/2020) waktu setempat. "Bisa saja melakukan sesuatu dengan tarif," katanya sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (1/5/2020).
Selain itu, Trump juga menuduh virus corona berasal dari Institut Virologi Wuhan, sebuah laboratorium di China. Bahkan ia mengatakan memiliki kepercayaan sangat tinggi.
"Ya, ya saya lihat [bukti]," katanya. "Saya tidak bisa memberi tahu Anda tentang ini. Saya tidak diizinkan memberi tahu kepada Anda [wartawan] soal ini."
Memburuknya sentimen pelaku pasar terlihat dari rontoknya bursa saham di hari Jumat, dan kemungkinan berpengaruh juga di awal pekan ini. Pasar keuangan Indonesia libur Hari Buruh pada Jumat (1/5/2020) pekan lalu, sehingga baru akan merespon pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Pada pukul 16:40 WIB, EUR 1 setara Rp 16.451,16, euro menguat 1,07% di pasar spot melansir data Refinitiv. Mata uang 19 negara ini pada perdagangan Kamis (30/4/2020) pekan lalu berakhir di Rp 16.240,79/EUR yang merupakan level terlemah sejak 13 Maret lalu. Total sepanjang bulan April, euro ambles 9,66%.
Eropa merupakan salah satu episentrum penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), meski belakangan ini sudah mulai melambat dan beberapa negara sudah mulai melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown). Namun, resesi masih membayangi Benua Biru, oleh sebab itu, European Central Bank (ECB) pada Kamis pekan lalu kembali menggelontorkan stimulus moneter.
ECB di bawah pimpinan Presiden Christine Lagarde menurunkan suku bunga pinjaman jangka panjang (Targeted Longer-Term Refinancing Operations/TLTRO) menjadi -1%. Itu artinya ECB tidak akan mengenakan bunga, malah memberi bung ajika bank mau meminjam uang. Hal tersebut dilakukan agar industri perbankan menyalurkan kredit dengan bunga sangat rendah atau 0% ke masyarakat, sehingga meningkatkan belanja konsumen dan menggerakkan lagi roda perekonomian.
Sebelumnya pada bulan Maret, ECB juga meluncurkan program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai 750 miliar euro, menambah program yang sudah ada sebelumnya.
Akibat kebijakan tersebut, jumlah mata uang euro yang beredar tentunya akan melimpah, dan kurs euro melemah tajam melawan rupiah di hari Kamis.
Tetapi pada hari ini, euro berbalik menguat akibat memburuknya sentimen pelaku pasar, selain juga dipicu aksi ambil untung (profit taking) rupiah yang sudah menguat nyaris 10%.
Memburuknya sentimen pelaku pasar terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bisa saja mengenakan bea masuk impor akibat cara penanganan virus corona yang dilakukan China sehingga menjadi pandemi global.
Hal ini dikatakan Trump dalam konferensi pers dengan wartawan di Gedung Putih, Kamis (30/4/2020) waktu setempat. "Bisa saja melakukan sesuatu dengan tarif," katanya sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (1/5/2020).
Selain itu, Trump juga menuduh virus corona berasal dari Institut Virologi Wuhan, sebuah laboratorium di China. Bahkan ia mengatakan memiliki kepercayaan sangat tinggi.
"Ya, ya saya lihat [bukti]," katanya. "Saya tidak bisa memberi tahu Anda tentang ini. Saya tidak diizinkan memberi tahu kepada Anda [wartawan] soal ini."
Memburuknya sentimen pelaku pasar terlihat dari rontoknya bursa saham di hari Jumat, dan kemungkinan berpengaruh juga di awal pekan ini. Pasar keuangan Indonesia libur Hari Buruh pada Jumat (1/5/2020) pekan lalu, sehingga baru akan merespon pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular