
ECB Genjot Stimulus, Ini Dampaknya ke Trading Euro

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro stabil terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan Jumat (1/5/2020), setelah menguat 0,75% sehari sebelumnya ke level tertinggi dua minggu pada 1.0955/US$ dari penutupan perdagangan hari Rabu (29/4/2020) di level 1.0873/US$.
Penguatan euro terjadi di tengah berita bahwa bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan memberikan program pinjaman ke bank-bank zona euro dengan lebih murah lagi.
ECB pada pertemuan Kamis kemarin (30/4/2020) menurunkan suku bunga pinjaman, yang dikenal sebagai operasi refinancing jangka panjang (longer-term refinancing operations/TLTRO) pada tingkat minus 1% turun 25 bps, mulai bulan Juni.
Dengan kata lain, ECB akan membayar mereka 1% untuk meminjam uang. Sementara pemberi pinjaman yang tidak memenuhi ambang batas masih akan dapat meminjam dengan suku bunga pinjaman minus 0,5%.
Euro memperpanjang pemulihan dan secara bertahap mendekati tanda psikologis di angka 1.1000/US$, selalu didukung oleh bias penjualan dalam dolar. Sementara berita utama positif terkait virus corona juga telah membantu sentimen.
Negara-negra di Eropa sudah berencana membuka lockdown setelah penyebaran COVID-19 melambat. Italia berencana membuka lockdown secara bertahap pada 4 Mei nanti. Italia dan Spanyol bahkan sudah mengijinkan warganya mulai beraktivitas meski terbatas sejak dua pekan lalu.
Kemudian Jerman juga mulai mengizinkan warganya beraktivitas, toko-toko kecil sudah diizinkan buka kembali sejak Senin, dan sekolah mulai aktif lagi per 4 Mei. Belanda juga berencana membuka lockdown secara bertahap mulai 11 Mei.
Sementara itu Reuters yang mengutip Telegraph melaporkan Inggris akan mulai melonggarkan aturan pembatasan sosial di bulan Mei nanti.
Secara teknikal penguatan akan berlanjut jika level psikologis atau resistance yang juga menjadi area pivot 50% Fibonacci di area 1.1064 dapat ditembus. Selain itu, indikator MACD juga mengkonfirmasi untuk rebound atau menguat setelah garis MA saling berpotongan di bawah area titik jenuh jual (oversold).
![]() Euro |
Sementara itu, dari berita ekonomi kontraksi tajam dalam angka Produk Domestik Bruto (PDB) Spanyol, Prancis baru-baru ini mulai mencerminkan dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian, menunjukkan bahwa resesi di blok 19 negara tersebut hampir tidak dapat dihindari, setidaknya pada semester pertama tahun ini.
Sebagian besar pasar Eropa ditutup pada hari Jumat ini untuk Hari Buruh Internasional, seperti halnya sebagian besar di kawasan Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Yuan Siap Salip USD Dan Euro