
Ekonomi Nyungsep, Sedikit Lagi Kurs Euro ke Bawah Rp 16.000
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 May 2020 17:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro melemah tipis melawan rupiah pada perdagangan Jumat (15/4/2020), tetapi nyaris menembus ke bawah Rp 16.000/EUR. Perekonomian zona euro yang nyungsep di triwulan I-2020 memberikan tekanan bagi mata uangnya.
Euro pada perdagangan hari ini melemah 0,19% ke Rp 16.002,11/EUR di pasar spot melansir data Refinitiv. Meski demikian, posisi euro membaik dan nyaris stagnan di Rp 16.031,23/EUR pada pukul 16:40 WIB.
Eurostat pada hari ini melaporkan produk domestik bruto (PBD) zona euro mengalami kontraksi alias minus 3,8% quarter-on-quarter (QoQ). Kontraksi tersebut menjadi yang terdalam sejak Eurostat mencatat data pertumbuhan ekonomi sejak tahun 1995.
Sementara itu secara tahunan atau year-on-year (YoY), PDB berkontraksi 3,2%, dan menjadi yang terdalam sejak triwulan III-2009.
Sementara itu, Jerman, motor penggerak ekonomi Benua Biru mengalami kontraksi 2,2% QoQ.
Penyebannya sudah pasti pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang membuat negara-negara di Eropa mengambil kebijakan karantina wilayah (lockdown).
Sementara itu, kabar baik datang dari China, output industri di bulan April dilaporkan tumbuh 3,9% year-on-year (YoY). Rilis tersebut lebih tinggi ketimbang prediksi Reuters sebesar 1,5% YoY. Hal tersebut tentunya memberikan harapan perekonomian global bisa segera bangkit setelah pandemi Covid-19 berhasil diredam.
Kala sentimen membaik, maka risk appetite atau selera terhadap risiko pelaku pasar akan meningkat dan mengalirkan modalnya ke aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, rupiah pun mendapat rejeki.
Rupiah bahkan masih tetap perkasa saat data menunjukkan neraca perdagangan Indonesia tekor di bulan April.
Badan Pusat Statistik melaporkan ekspor terkontraksi (tumbuh negatif) -7,02% YoY, menjadi US$ 12,19 miliar, sedangkan impor mengalami kontraksi -18,58% YoY menjadi US$ 12,54 miliar. Sehingga neraca perdagangan mencatat defisit US$ 350 juta.
Sebelumnya, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan April 2020 membukukan defisit tipis US$ 45 juta. Ekspor diperkirakan terkontraksi -1,91% dan impor turun 16,17%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Euro pada perdagangan hari ini melemah 0,19% ke Rp 16.002,11/EUR di pasar spot melansir data Refinitiv. Meski demikian, posisi euro membaik dan nyaris stagnan di Rp 16.031,23/EUR pada pukul 16:40 WIB.
Eurostat pada hari ini melaporkan produk domestik bruto (PBD) zona euro mengalami kontraksi alias minus 3,8% quarter-on-quarter (QoQ). Kontraksi tersebut menjadi yang terdalam sejak Eurostat mencatat data pertumbuhan ekonomi sejak tahun 1995.
Sementara itu, Jerman, motor penggerak ekonomi Benua Biru mengalami kontraksi 2,2% QoQ.
Penyebannya sudah pasti pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang membuat negara-negara di Eropa mengambil kebijakan karantina wilayah (lockdown).
Sementara itu, kabar baik datang dari China, output industri di bulan April dilaporkan tumbuh 3,9% year-on-year (YoY). Rilis tersebut lebih tinggi ketimbang prediksi Reuters sebesar 1,5% YoY. Hal tersebut tentunya memberikan harapan perekonomian global bisa segera bangkit setelah pandemi Covid-19 berhasil diredam.
Kala sentimen membaik, maka risk appetite atau selera terhadap risiko pelaku pasar akan meningkat dan mengalirkan modalnya ke aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, rupiah pun mendapat rejeki.
Rupiah bahkan masih tetap perkasa saat data menunjukkan neraca perdagangan Indonesia tekor di bulan April.
Badan Pusat Statistik melaporkan ekspor terkontraksi (tumbuh negatif) -7,02% YoY, menjadi US$ 12,19 miliar, sedangkan impor mengalami kontraksi -18,58% YoY menjadi US$ 12,54 miliar. Sehingga neraca perdagangan mencatat defisit US$ 350 juta.
Sebelumnya, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan April 2020 membukukan defisit tipis US$ 45 juta. Ekspor diperkirakan terkontraksi -1,91% dan impor turun 16,17%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular