
Harga Batu Bara Tembus US$100/Ton, Saham Tambang Diburu
tahir saleh, CNBC Indonesia
18 January 2019 11:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara global yang menembus level psikologis US$ 100/ton mendorong saham-saham emiten tambang batu bara dan mineral di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat hari ini (18/1/2019) kembali menguat.
Penguatan ini sudah terjadi sejak kemarin ketika kabar kecelakaan di Propinsi Shaanxi, China, dan mendorong harga batu bara terus 'membara'.
Data BEI mencatat, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang bergerak di bisnis tembaga dan emas ini memimpin penguatan sebesar 11,32% di level Rp 59/saham pada pukul 11.07 WIB. Saham BRMS ditransaksikan sebanyak 257,28 juta saham dengan nilai Rp 14,99 miliar.
Kemarin saham BRMS ini juga naik sekitar 8% sejak perdagangan pagi.
Saham tambang Grup Bakrie lainnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga naik sebesar 6,10% di level Rp 174/saham dengan nilai transaksi Rp 56,42 miliar.
Saham batu bara lain yakni PT Indika Energy Tak (INDY) juga melanjutkan penguatan sejak kemarin. Saham INDY naik 3,83% di level Rp 2.170/saham dengan transaksi 71,44 miliar.
Beberapa saham yang juga menghijau hari ini yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 2,56%, PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) naik 1,52%, dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) naik sebesar 1,88%.
Naiknya harga batu bara ikut dipengaruhi pengetatan regulasi di Propinsi Shaanxi, China terhadap peraturan keselamatan tambang batu bara menyusul kecelakaan yang terjadi pada 14 Januari 2019. Pengetatan regulasi membuat produksi terancam berkurang dan berimbas ke stok batu bara.
Berdasarkan informasi dari konsultan Wood Mackenzie, kecelakaan terjadi pada tambang batu bara milik Baiji Mine yang memiliki kapasitas produksi 900.000 ton/tahun.
Pada penutupan perdagangan kemarin (17/1/2019) harga batu bara Newcastle terus naik sebesar 0,6% ke posisi US$ 100,3/metrik ton, setelah ditutup menguat 1,01% pada sesi perdagangan sebelumnya (16/1/2019).
Dengan begitu, harga batu bara kembali menembus level psikologis US$ 100/metrik ton. Secara mingguan, harga batu bara melesat 2,29% secara point-to-point, sedangkan performa tahunan tercatat amblas 5,87%.
(prm) Next Article Ekspor Komoditas Dipermudah, Saham Emiten Batu Bara Melesat
Penguatan ini sudah terjadi sejak kemarin ketika kabar kecelakaan di Propinsi Shaanxi, China, dan mendorong harga batu bara terus 'membara'.
Data BEI mencatat, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang bergerak di bisnis tembaga dan emas ini memimpin penguatan sebesar 11,32% di level Rp 59/saham pada pukul 11.07 WIB. Saham BRMS ditransaksikan sebanyak 257,28 juta saham dengan nilai Rp 14,99 miliar.
Kemarin saham BRMS ini juga naik sekitar 8% sejak perdagangan pagi.
Saham tambang Grup Bakrie lainnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga naik sebesar 6,10% di level Rp 174/saham dengan nilai transaksi Rp 56,42 miliar.
Saham batu bara lain yakni PT Indika Energy Tak (INDY) juga melanjutkan penguatan sejak kemarin. Saham INDY naik 3,83% di level Rp 2.170/saham dengan transaksi 71,44 miliar.
Beberapa saham yang juga menghijau hari ini yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 2,56%, PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) naik 1,52%, dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) naik sebesar 1,88%.
Naiknya harga batu bara ikut dipengaruhi pengetatan regulasi di Propinsi Shaanxi, China terhadap peraturan keselamatan tambang batu bara menyusul kecelakaan yang terjadi pada 14 Januari 2019. Pengetatan regulasi membuat produksi terancam berkurang dan berimbas ke stok batu bara.
Pada penutupan perdagangan kemarin (17/1/2019) harga batu bara Newcastle terus naik sebesar 0,6% ke posisi US$ 100,3/metrik ton, setelah ditutup menguat 1,01% pada sesi perdagangan sebelumnya (16/1/2019).
Dengan begitu, harga batu bara kembali menembus level psikologis US$ 100/metrik ton. Secara mingguan, harga batu bara melesat 2,29% secara point-to-point, sedangkan performa tahunan tercatat amblas 5,87%.
(prm) Next Article Ekspor Komoditas Dipermudah, Saham Emiten Batu Bara Melesat
Most Popular