Internasional

Ekonomi Makin Lemah, China Siap Guyur Stimulus

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 January 2019 17:49
China akan memperkuat pengawasan terhadap kondisi ekonominya dan meningkatkan
Foto: perdana menteri china Li Keqiang (REUTERS/Dondi Tawatao)
Beijing, CNBC Indonesia - China berencana mencapai "awal yang baik" untuk perekonomiannya di kuartal pertama tahun ini, kata kantor perencana negara, Selasa (15/1/2019).

Pernyataan itu memberi sinyal bahwa otoritas negara mungkin mengeluarkan lebih banyak langkah stimulus dalam waktu dekat untuk menghentikan perlambatan pertumbuhan.


China akan memperkuat pengawasan terhadap kondisi ekonominya dan meningkatkan "cadangan" dalam kebijakan ekonominya, kata Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu melambat pada 2018 karena otoritas China meluncurkan langkah penyesuaian struktural jangka panjang yang menyakitkan namun dapat menciptakan pertumbuhan yang lebih bertahap dan berkelanjutan.

Perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) juga telah menambah ketidakpastian dalam prospek pertumbuhan jangka pendeknya. Ekspor secara tak terduga turun paling parah dalam dua tahun di bulan Desember sebagai tanda meningkatnya tekanan pada ekonomi.

Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan China mencapai target ekonomi utamanya di 2018 dan mengupayakan awal yang kuat untuk ekonomi pada kuartal pertama untuk menciptakan kondisi yang membantu mencapai sasaran tahun ini, televisi negara memberitakan pada hari Senin.

Ekonomi Makin Lemah, China Siap Guyur StimulusFoto: INFOGRAFIS/ infografis Iimpor RI 2018 barang china masih merajai/ Aristya Rahadian Krisabella

Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa Beijing berencana menurunkan target pertumbuhannya menjadi 6%-6,5% tahun ini setelah diproyeksikan tumbuh 6,6% pada 2018, laju paling lambat dalam 28 tahun.

China telah menurunkan giro wajib minimum (GWM) bank komersial untuk kelima kalinya dalam setahun, demi memacu penyaluran pinjaman, terutama bagi perusahaan kecil dan menengah. Beijing juga telah memotong pajak dan biaya, dan meningkatkan investasi infrastruktur untuk menopang perekonomian.

Tahun ini China akan meningkatkan pengeluaran fiskal dan menerapkan pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar, melansir Reuters. Pemotongan akan fokus pada pengurangan beban untuk perusahaan kecil dan produsen, kata kementerian keuangan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Menstabilkan lapangan kerja adalah prioritas utama pemerintah, kata Wakil Ketua NDRC Lian Weiliang pada konferensi pers hari Selasa.


China akan mempercepat proyek investasi dan penerbitan obligasi pemerintah daerah, tetapi tidak akan menggunakan "banyak" stimulus, kata Lian.

Bank sentral, dalam sebuah pernyataan terpisah, mengatakan akan mempertahankan kebijakan moneter yang bijaksana (prudent), menjaganya agar tidak terlalu ketat atau terlalu longgar, dan memperkuat penyesuaian kontra-siklikal.

Kebijakan moneter akan dibuat lebih berpandangan ke depan, fleksibel dan tepat sasaran, kata bank sentral People's Bank of China (PBOC).

Ekonomi Makin Lemah, China Siap Guyur StimulusFoto: Festival ES di China (REUTERS/Tyrone Siu)

Kebijakan moneter yang bijaksana tidak berarti bahwa tidak akan ada perubahan, kata Wakil Gubernur PBOC Zhu Hexin pada konferensi pers.

Ketika ditanya apakah PBOC harus memotong suku bunga acuan, Zhu mengatakan langkah-langkah kebijakan moneter yang ada harus ditingkatkan.

Beberapa analis percaya pemotongan suku bunga adalah suatu kemungkinan, tetapi sebagian besar mengharapkan Beijing akan menahan diri dari langkah-langkah stimulus besar-besaran seperti yang dikerahkan di masa lalu, karena kekhawatiran hal itu dapat meningkatkan jumlah utang dan melemahkan yuan.


(prm) Next Article Jaga Likuiditas, Bank Sentral China Suntik Rp 400 T ke Pasar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular