Cemas Ekonomi Global Melambat, Bursa Jepang Dibuka Turun
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
15 January 2019 07:38
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Jepang dibuka melemah, Selasa (15/1/2019), akibat sentimen negatif dari potensi perlambatan ekonomi global.
Indeks acuan Nikkei 225 turun 0,55% sementara indeks Topix melemah 0,54% di awal perdagangan, AFP melaporkan.
Pergerakan bursa Jepang ini sejalan dengan bursa dunia lainnya yang terkoreksi setelah China mengumumkan angka ekspor dan impornya, Senin kemarin.
Dow Jones Industrial Average di bursa Amerika Serikat (AS) melemah 0,36%, S&P 500 turun 0,53%, dan Nasdaq anjlok 0,94%. Ini adalah kali pertama di 2019 Wall Street mencatatkan pelemahan selama dua sesi perdagangan beruntun.
Sementara itu di Eropa, indeks FTSE 100 di London anjlok 0,91%, indeks DAX di Frankfurt melemah 0,29%, sementara indeks CAC 40 di Paris terkoreksi 0,39%.
Ekspor China secara keseluruhan pada bulan Desember turun 4,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini adalah penurunan bulanan terbesar dalam dua tahun terakhir dan berlawanan dengan proyeksi kenaikan 3%.
Impor China juga secara tak terduga mengalami kontraksi di Desember, turun 7,6%, yang merupakan penurunan terbesar sejak Juli 2016.
Penurunan itu menyebabkan China memiliki surplus perdagangan US$57,06 miliar di Desember.
Perlambatan ekspor dan impor tersebut semakin membuat investor cemas bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu tengah melambat dan dapat ikut memengaruhi kinerja pertumbuhan global.
(prm/prm) Next Article Prospek Ekonomi China Bikin Cemas Investor Bursa Jepang
Indeks acuan Nikkei 225 turun 0,55% sementara indeks Topix melemah 0,54% di awal perdagangan, AFP melaporkan.
Pergerakan bursa Jepang ini sejalan dengan bursa dunia lainnya yang terkoreksi setelah China mengumumkan angka ekspor dan impornya, Senin kemarin.
Sementara itu di Eropa, indeks FTSE 100 di London anjlok 0,91%, indeks DAX di Frankfurt melemah 0,29%, sementara indeks CAC 40 di Paris terkoreksi 0,39%.
Ekspor China secara keseluruhan pada bulan Desember turun 4,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini adalah penurunan bulanan terbesar dalam dua tahun terakhir dan berlawanan dengan proyeksi kenaikan 3%.
Impor China juga secara tak terduga mengalami kontraksi di Desember, turun 7,6%, yang merupakan penurunan terbesar sejak Juli 2016.
Penurunan itu menyebabkan China memiliki surplus perdagangan US$57,06 miliar di Desember.
Perlambatan ekspor dan impor tersebut semakin membuat investor cemas bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu tengah melambat dan dapat ikut memengaruhi kinerja pertumbuhan global.
(prm/prm) Next Article Prospek Ekonomi China Bikin Cemas Investor Bursa Jepang
Most Popular