
Angin Segar Telat Datang, Bursa Asia Berakhir Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 January 2019 18:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei anjlok 1,29%, indeks Shanghai turun 0,36%, dan indeks Kospi melemah tipis 0,07%. Sementara itu, indeks Hang Seng naik 0,22% dan indeks Straits Times menguat 0,81%.
Sentimen negatif bagi bursa saham benua Kuning datang dari hasil negosiasi dagang AS-China yang kurang oke. Kementerian Perdagangan China pada pagi hari mengatakan bahwa negosiasi dagang dengan AS berlangsung ekstensif dan dalam, menghasilkan fondasi dalam menyelesaikan permasalahan yang dimiliki kedua belah pihak.
Sebelumnya, US Trade Representatives (USTR) mengatakan bahwa China berkomitmen membeli lebih banyak produk asal Negeri Paman Sam, mulai dari produk pertanian, energi, hingga manufaktur.
Tidak adanya kesepakatan resmi yang ditandatangani kedua belah pihak membuat investor kecewa. Tensi perang dagang bisa kembali memanas kapan saja lantaran belum ada kesepakatan yang mengikat.
Sebenarnya, ada pernyataan dari pihak China yang seharusnya positif bagi bursa saham Asia. Pada sore hari, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan bahwa ada perkembangan yang dicapai terkait dengan isu-isu struktural seperti pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual.
Sekedar mengingatkan, pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual merupakan permasalahan yang sangat sulit untuk diselesaikan sejauh ini. Lantas, pernyataan dari Gao Feng seharusnya bisa menenangkan pasar.
Namun sayang, pernyataan ini datang kala perdagangan di mayoritas bursa saham utama kawasan Asia sudah ditutup.
Tekanan bagi bursa saham regional juga datang dari rilis data ekonomi di China, di mana tingkat inflasi periode Desember diumumkan di level 1,9% YoY, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,1% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Lemahnya angka inflasi menunjukkan bahwa tekanan terhadap perekonomian China terus saja berlangsung.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?
Sentimen negatif bagi bursa saham benua Kuning datang dari hasil negosiasi dagang AS-China yang kurang oke. Kementerian Perdagangan China pada pagi hari mengatakan bahwa negosiasi dagang dengan AS berlangsung ekstensif dan dalam, menghasilkan fondasi dalam menyelesaikan permasalahan yang dimiliki kedua belah pihak.
Sebenarnya, ada pernyataan dari pihak China yang seharusnya positif bagi bursa saham Asia. Pada sore hari, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan bahwa ada perkembangan yang dicapai terkait dengan isu-isu struktural seperti pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual.
Sekedar mengingatkan, pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual merupakan permasalahan yang sangat sulit untuk diselesaikan sejauh ini. Lantas, pernyataan dari Gao Feng seharusnya bisa menenangkan pasar.
Namun sayang, pernyataan ini datang kala perdagangan di mayoritas bursa saham utama kawasan Asia sudah ditutup.
Tekanan bagi bursa saham regional juga datang dari rilis data ekonomi di China, di mana tingkat inflasi periode Desember diumumkan di level 1,9% YoY, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,1% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Lemahnya angka inflasi menunjukkan bahwa tekanan terhadap perekonomian China terus saja berlangsung.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular